A.
Gambaran Umum Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem organ
yang meregulasi atau mengatur sistem-sistem organ tubuh lain. Sistem tersebut
bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang di miliki manusia.
Sistem saraf juga bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara
fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya
kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan
cepat, dan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Aryulina, 2006).
Sistem saraf adalah sistem organ
pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf
yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas
motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai
proses fisiologis tubuh (Aryulina,
2006).
Sistem saraf pada manusia berfungsi untuk
mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta
rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan
bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang dibrerikan oleh tubuh. Ada bagian terpenting dari sistem
saraf, yaitu adanya rangsangan dan reseptor. Rangsangan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal), contohnya adalah
cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas, dingin dan rangsangan dari dalam tubuh
(rangsangan internal), contohnya rasa lapar, haus, sakit, nyeri (Villee, 1999).
Reseptor atau penerima rangsangan
adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal dan internal. Kemudian,
reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu stimulus (aliran
listrik yang terjadi karena adanya suatu muatan listrik) yang akan diteruskan
melalui neuron (sel saraf). Pada umumnya yang berfungsi sebagai reseptor adalah indra.
Didalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensori yang berfungsi menerima
rangsangan dan membawanya ke otak dan sumsum tulang bekang (Villee, 1999).
B. Penyusun Sistem Saraf
1. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Neuron merupakan unit fungsional
system saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam
tubuh dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Meskipun terdapat banyak jenis neuron
yang berbeda dalam hal struktur dan fungsinya, sebagian besar neuron memiliki
beberapa ciri yang sama. Sebuah neuron terdiri dari badan Sel (cell body) yang
mengandung nucleus dan berbagai organel sel lainnya. Ciri neuron yang paling
menonjol adalah penjuluran yang mirip serat, yang disebut prosesus, sehinga sel
mampu mencapai jarak yang jauh untuk menghantarkan pesan.
Neuron merupakan unit struktural
dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon rangsangan
dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada kondisi yang sesuai, neuron
dari sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.
Neuron terdiri dari 3 bagian yang
berbeda satu dengan yang lain, yaitu badan sel (soma/perikarion), dendrit
(uluran pendek), akson (uluran pananag).
Gambar 1. Struktur neuron
Dendrit merupakan uluran pendek
yang bercabang-cabang dan keluar dari badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl
dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrit . Dendrit tidak
mengandung selubung meilin maupun neurolema . Secara fungsional dendrit
berfungsi untuk menghantarkan impuls ke badan sel. Dendrit ini berfungsi
mengirimkan sinyal dari ujung neural keseluruh bagian lain neuron. Dendrit
merupakan adaptasi structural yang meningkatkan luas permukaan neuron tempat
neuron itu menerima input dari neuron yang lain atau rseptor sensoris.Badan sel
mengandung nukleus (inti sel) dan nukleolus (anak inti sel) yang di kelilingi
oleh sitoplasma granuler. Sitoplasma badan sel juga mengandung badan nissl
(substandi kromatik) dan neurofibril (fibril/ serat yang ramping pada neuron).
Badan nissl akan tampak dengan mikroskop elektron seperti rentikulum endoplasma
granuler yang tersusun sejajar satu dengan yang lainnya. Badan nissl mengandung
protein yang digunakan untuk mengenti protein yang habis selama metabolisme.
Protein ini juga digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf dari
saraf perifer.
Akson berfungsi menghantarkan pesan
keujung neuron. Akson memiliki bagian yang disebut bukit akson (axon
bullock) yang merupakan daerah pada badan sel tempat akson bercabang.pada
daerah ini umumnya impuls yang dihantarkan akan dibangkitkan. Umumnya akson
dalam system saraf terbungkus oleh lapisan insulasi yang disebut selubung
myelin (myelin sbeath), yang dibentuk oleh sel-sel pendukung. Sel pendukung
yang membentuk selubung myelin pada system saraf tepi disebut sel schwann
(schwann cell) sedangkan dalam system saraf pusat disebut oligodendrosit.
Neuron dapat mempunyai akson yang tunggal dan sangat panjang, tetapi ada juga neuron
yang memiliki akson yang bercabang, dan masing-masing cabang bisa mencapai
ratusan hingga ribuan ujung-ujung khusus yang disebut terminal sinaptik
(synaptic terminal), yang mengirimkan sinyal ke sel lain dengan melepaskan
messenger kimiawi yang disebut neurotransmitter. Lokasi kontak antara terminal
sinaptik dengan sel target (baik neuron lain ataupun efektor) disebut sinapsis.
Sinapsis dapat juga diartikan sebagai persambungan dimana satu neuron
berkomunikasi dengan neuron lain dalam satu jalur neural, atau dimana sebuah
neuron berkomunikasi dengan sebuah sel otot atau sel kelenjar.
Akson merupakan satu uluran panjang
dari badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel.
Akson memiliki ciri tipis dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril,
tetapi tidak mengandung badan nissl sehingga tidak terlihat dalam sintesis
protein. Kebanyakan akson di selubungi oleh selubung mielin. Akson yang
dibungkus mielin disebut akson bermielin., sedangkan akson yang tidak di
selubungi mielin di sebut akson telanjang. Ditempat tertentu akson ada yang
tidak dibungkus oleh selubung mielin yang disebut nodus renvier. Selubung
mielin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan
luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannya impuls (Aryulina,
2006).
Selubung mielin pada sistem saraf
perifer di bentuk dari sel schwann. Mula-mula sel schwann membungkus sepanjang dan
sekeliling akson yang kemudian membungkusnya berkali-kali. Proses pembungkusan
ini di sebut mielinasi yang ditandai oleh adanya lapisan kosentris dari membran
plasma sel schwann yang mengelilingi akson. Lilitan yang kencang dari membran
inilah yang dinamakn selubung mielin. Tebalnya selubung mielin tergantung pada
jumlah lilitan. Bagian dari sel schwann yang menyelubungi mielin disebut
neurolema atau disebut juga selubung schwann. Neurolema hanya menyelubungi
akson sistem saraf perifer. Fungsi neurolema adalah membantu proses regenerasi
akson yang terluka. (Champbell,
1999)
a.
Macam-macam neuron
1) Berdasarkan
jumlah uluran, yaitu :
Gambar 2. Neuron berdasarkan uluran
a) Neuron
unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel
b) Neuron
bipolar meiliki dua uluran yaitu akson dan dendrit
c) Neuron
multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit
2)
Bedasarkan fungsi dan struktur, yaitu :
Gambar 3. Neuron berdasarkan fungsi
dan struktur
a)
Neuron sensorik merupakan neuron yang
badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek, tetapi dendritnya
panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indera untuk menerima
rangsangan. Sel saraf ini berfungsi menghantar impuls saraf dari alat indera
menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, sehingga sering dikenal sebagai
neuron indra
b)
Neuron motorik merupakan neuron yang
memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan
akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau
kelenjar. Neuron motorik berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang
belakang menuju ke otot kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini sering
disebut sebagai neuron penggerak
c)
Neuron konektor merupakan neuron
multipolar yang memiliki dendrit yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta
akson ada yang panjang dan ada yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu
berhubungan dengan ujung akson dari saraf yang lain membentuk sinaps. Neuron
ini banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan otak yang berfungsi
meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.
2. Sel pendukung (Sel glia)
Glia ini sangat penting
bagi integritas struktur system saraf dan bagi fungsi normal neuron. Jumlah
glia melebihi jumlah neuron mulai dari sepuluh kali lipat hingga lima puluh
kali lipat.Ada beberapa jenis glia dalam otak otak dan sumsung tulang belakang.
Pada embrio yang sedang berkembang, sel-sel pendukung yang disebut
radial glia membentuk jalur yang digunakan neuron untuk bermigrasi atau tumbuh
keluar dari tabung neuron. Glia yang lain disebut astrositmemberikan dukungan
structural dan metabolis bagi neuron. Struktur sel glia dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar
4. Sel glia
C.
Fungsi Sistem Saraf
Secara umum sistem saraf mempunyai tiga fungsi
yang saling tumpang tindih, yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris.
1.
Input adalah penghantaran atau konduksi
sinyal dari reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi cahaya dimata ke
pusat integrasi.
2.
Integrasi adalah proses penerjemahan
informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan,
kemudian dihubungkan dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagai besar integrasi
dilakukan dalam system saraf pusat (SSP atau central nervous system, CNS),
yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata).
3.
Output motoris adalah penghantaran
sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sl-sel efektor, sel-sel otot atau
kelenjar yang mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulus tersebut.
Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve),berkas mirip tali yang berasal
dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan ikat (Villee, 1999).
D.
Sifat Sinyal Saraf
Sinaps adalah sambungan antara
neuron yang satu dengan neuron. Arti dari sinaps adalah hubungan , implus dapat
terus dijalarkan atau terhambat. Sinaps juga merupakan sasaran dari
bermacam-macam obat. Pada sinaps tersebut terdapat celah
yang dikenak degan nama celah sinaps yang lebarnya kurang lebih 200 angstrom. Neuron yang terletak
sebelum sinaps disebut neuron parasinaps (subsinaps), sedangkan neuron yang
terletak sebelah sinaps disebut neuron pascasinaps. Penjalaran implus melintasi
sinap berlangsung searah, yaitu dari neuron parasinaps ke neoron pasacasinaps
dan melibatkan zat penghantar. Zat penghantar diproduksi oleh neuron parasinaps
dan disimpan dalam kantung parasinaps. Bila suatu implus tidak dibongkol sinaps
ada sejumlah kecuali ion Ca++ masuk kedalam bongkol sinaps, menyebabkan
kantung-kantung parasinaps bergerak menuju ke membran subsinaps. Berikut struktur sinaps dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar
5. Sinaps
Berikut
sifat-sifat sinyal syaraf:
1.
Komunikasih kimiawi dan listrik antarsel
terkelenjar jadi pada sinapsis
merupakan persambungan unik yang mengontrol komunikasi antara
satu neuron denagan sel-sel lain. Sinapsis ditemukan antar dua neuron, antara
reseptor sensoris dan neuron sensoris, anatara neeuron motoris dan sel otot
yang dikontrolnya, dan antara neuron dengan sel
kelenjar. Di sini kita akan memfokuskan perhatian pada sianapsis antar
neuron, yang umumnya menghantarkan siyal dari terminal sinaptik akson ke
dendrit atau badan sel berikutnya dalam suatu jalur neuron. Sel yang
menghantarkan snyal itu disebut sel prasinaptik dan sel yang menerimanya
disebut sel pascasinaptik. sinapsis terdiri atas dua jenis sinapsis: sinapsis
listrik dan sinapsis kimiawi.
2.
Sinapsis listrik memungkinkan potensial aksi
merambat secara langsung dari satu sel paraisnaptik ke sel pascasinaptik.
Sel-sel itu dihubungkan oleh persambungan longgar. Hal ini memungkinkan implus
merambat dari satu neuron ke neuron lain tampa penundaan dan tampa kehilangan kekuatan
sinyal. Sinapsis listrik dan sistem saraf pusat vertebrata me nyelaraskan
aktivitas neuron yang bertanggung jawab atas sejumlah pergerakan cepat dan khas, contohnya,
sinapsis listrik pada otak yang membuat beberapa jenis ikan mampu mengibaskan
ekornya dengan sangat cepat ketika melarikan diri dari pemangsa. Namun,
sinapsis kimiawi jauh lebih umum dibandinglkan denagn sinapsis listrik pada
vertebrata dan sebangian besar invertebrata.
3.
Sinapsis kimiawi dimana ketika potensial aksi
mendepolarisikn membran terminal sinaptik, potensial aksi itu memicu aliran masuk Ca2+ yang dapat
menyebabkan
vesikula sinaptik menyatui dengan membran neuron prasinaptik. Ketika vesikula
sinaptik menyatu dengan membran, molekul neuron transmiter dibebaskan ke dalam
celah sinaptik. Molekul ini berdifusi menembus celah dan berikatan dengan
reseftor saluran ion yang tertanam dalam membran pascasinaptik itu, pengikatan molekul neurottransmitter dengan reseptor
spesifiknya akan membuka saluran ion. Pergerakan ion dihasilkan mengubah
voltase membran pascasinaptik, sehingga memindahkan potensial membran menuju
harga ambang yang diperlukan untuk suatu potensial membran menuju harga ambang yang diperlukan
untuk suatu potensial aksi ( suatu sianpsis eksitatoris, seperti digambarkan) atau
menghiperpolasasikan membran( suatu sinapsis ) pada
kasus lain, molekul neurotransmiter secara cepat dirombak oleh enzim atau
diambil kembali neuron lain, yang menutup saluran ion dan mengakhiri respons
sinaptik (Soewolo, 2000).
E. Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata
Sistem saraf hewan vertebrata
secara struktural dan fungsional beragam. Sebagai contoh, korteks serebral pada
otak lumba-lumba secara struktural lebih kompleks dan merupakan prosesor
informasi yang jauh ampuh dibandingkan dengan korteks serebral ikan atau katak.
Namun, semua sistem saraf vertebrata mempunyai beberapa kemiripan mendasar,
yaitu adanya unsur pusat dan tepi yang jelas dan derajat sefalisasi yang
tinggi.
Otak dan sumsum tulang belakang
vertebrata menyusun sistem saraf pusat. Otak menyediakan kemampuan integratif
yang mendasari peruilaku kompleks yang khas pada vertebrata. Sumsum tulang
belakang mengintegrasikan respon yang sederhana terhadap jenis stimulus
tertentu dan mengirimkan informasi ke dan dari otak.System saraf (pada
vertebrata) terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang yang membentuk system
saraf pusat (SSP), yang bertanggung jawab atas integrasi informasi. Jaringan
kerja saraf yang membentuk system saraf tepi (SST) membawa informasi dari
reseptor sensoris (input sensoris)sampai
kesistem saraf pusat dan perintah motoris dari system saraf pusat (output
motoris) ke berbagai organ atau kelenjar target, yang secara kolektif disebut
efektor.
Saraf yang menghubungkan sinyal
motoris dan sensoris antara system pusat dan bagian tubuh lain secara bersamaan
disebut system saraf tepi (SST atau peripheral nervous system, PNS). Dari
reseptor ke efektor, informasi dikomunikasikan dalam satu saraf dari satu
neuron ke neuron berikutnya melalui kombinasi sinyal listrik dan sinyal
kimiawi. (Champbell,
1999)
Sitem saraf pada vertebrata terdiri
dari dua bangian utama:
sistem
saraf pusat, yang terdir atas otak dan sumsum tulang belakang (korda spinalis),
dan sistem saraf tepi yang terdiri atas
sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen, sistem saraf eferen terbagi
menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom, sedangkan sistem saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik.
Sistem saraf pusat merupakan pusat
koordinasi, yang mengkoordinasi semua imformasi saraf yang keluar dan masuk. Sistem saraf tepi
merupakan sistem saraf yang terdiri atas serabut - serabut yang keluar dari
sistem saraf pusat. Serabut
saraf eferen adalah serabut saraf yang memabawa implus dari reseftor ke sistem
saraf pusat, sedangkan serabut saraf eferen adalah serabut saraf yang membawa
implus ke sistem saraf pusat efektor.
Sistem saraf somatik tersusun atas serabut saraf motorik yng
menginervasi otot-otot rangka, sedangkan sistem saraf otonom tersususn atas
serabu saraf yang menginervasi otot-otot polos, otot jantung, dan
kelenjar-kelenjar (Soewolo,
2000).
1.
Sistem
saraf pusat
Sistem saraf pusat meliputi:
a. Otak
Otak merupakan pusat saraf yang
terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan,
yaitu otak kiri dan kanan. Otak
kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan
tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur
spinal. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya otak besar, otak
tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Gambar dari otak manusia dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 6. Otak
1) Otak besar
Otak besar mempunyai fungsi dalam
pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari
semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga
beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah
bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan
merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Bangian otak depan terakhir adalah
telensefalon, telah mengalami perubahan sangat besar selama evolusi Vertebrata.
Pada ikan dan Amfibi, telensefalaon lebih dari sekedar sistem saraf pusat
penciuman (olfaktori), menerima invut dari bulbus olfaktori untuk dianalisis
secara detil pada ujung otak depan yaitu
“hemisphere cerebral” pada reptil dan
burung, daeran ini tetap sebangai suatu lobus olfaktori dan pusat yang disebut
amydala. Selanjutnya terdapat suatu jaraingan saraf yang maju, yaitu sebelah
dorsal dan lateral daereah ini, membentuk striatum (di daerah lateral) dan
palium (di dareah dorsal). Striatum, diasumsiakn sebangai logus integrasi
tingkat paling tinggi dari input sensori dan respon-respon motorik, misalnya
mengkoordinasikan tingkah laku instingtif dan refleks-refleks yang dikondisikan
. striatum papa burung sangat besar, melebihi bangian kortek serebral pada
mamalia. Palium membentuk pusat yang tetap belum diketahui dengan jelas pada
burung dan Reftil, tetapi telah diketahui memengang peranan penting pada
mamlia. Hipokampus, jelas terlibat pada proses-proses memori jangka pendek
Hipokampus dan striatum, keduanya berinteraksi
dengn hipotalamus, bulbus olfaktori dan amygdala, pada bangian yang
disebt sebangai sistem limbik. Sistem ini penting pada Mamalia, yaitu
mengontrol emosi, suasana hati (keadan kejiwaan), dan birahi.
Pada Mamalia Monotremata, terdapat
struktur yang dikenal sebangai kortek serebral atau otak besar, yang terdiri
atas permukaan lapisan yang berwarna kelabu karena berisi badan-badan sel
saraf, dan lapisan bawahnya berwarna putih yang berisi serabut saraf bermielin.
Serabut saraf dalam subtansi putih berfungsi menghubungkan bangian korteks yang
satu dengan yang lain kedua belah ortak ini dihubungkan oleh korpus kalosum.
Otak depan Verebrata, memiliki dua
bagian, yaitu diensefalon dan telensefalon. Diensefalon, terdiri dari tahlamus,
hipothalamus dan pituitari, posterior, yang memengang peranan sangat penting,
bahkan pada kebanyakan verebrata yang premitif, berfungsi sebangai pusat
beberapa pengaturan. Fungsi thalamus pad ikan hanya sedikit dipahami, sebagai penghubung “input” olfaktori ke
otak tengah. Sedangkan pada vertebrata yang lebih tinggi, thalamus menjadi sangat besar dan menjadi pusat integrasi
untuk input dari semua sistem sensoris. Thalamus juga menjadi sanagt penting sebngai
“stasiun relay” untuk saluran informasi sensori ke serebral bngaian kortek yang
tepat, dan sebangai saluran informasi motor kearah korda spinalis.
Bagian depan diensefalon
adalah hipotahlamus, yang banayk
terlibat dalam fungsi pengaturan tubuh.
Hipothalamus banyak mengandund sel-sel
neurosekretori yang memproduksi hormon-hormon yang dibebaskan pituitari
posterior, dan yang lain mengontrol pituitari anterior. Hipothamaus mengandung
sel sel mengindera dan mengatur suhu tubuh bngian dalam, dan membantu
mengontrol osmoregulasi. Hipothalamus juga menjadi pusat pengontrol fungsi
viseral dan reaksi emosional, misalnya ingin makan, minum, marah, nafsu
seksual, dan sebngainya. Nampaknya bngian otak ini mengalami sedikit perubahan
pada seluruh vertebrata, naun menjadi salah satu daerah integratif yang sangat
berkembang tinggi, mengontrol banyak tingkah laku instinggtif yang kompleks (Soewolo, 2000).
2) Otak tengah
Otak tengah, sejalan dengan evolusi
vertebrata, hanya mengalami perubahan ukuran sedikit aja, tetapi mengalami
fungsi perubahan yang besar. pada ikan dan anfibi, otak tengah mengontrol
tingkah laku yang sangat kompleks. Khususnya pada mamalia, bangian dorsal yang
melebar 9 disebut dektum), menerima banyak infut dari saraf optik dan proyeki
dari nuklei sensori otak belakang, berfungsi
sebagai
daerah integrasi otak, dengan berkekembangnya otak depan sebangai pusat
penganalisis penglihatan, banyak input-input visual melewati otak tengah
langsung ke “geniculate lateral” thalamus. Dalam kolikulus tektal antherior,
nampaknya yang tinggal hanya berfungsi seperti kontrol releks otot mata luar,
iris, dan kelopak mata. Bersamaan dengan itu, ppusat otak depan yang lain,
yaitu kolikusul posterior diperkirakn meningkat peranannya dalam analisis dan
“meralay” informasi
auditori (Villee, 1999).
3) Otak belakang
Bangian otak belakang adalah medula
oblongata, mengandung pusat pengaturan resprasi, pusat refleks menelan, muntah,
dan pusat pengaturan kardiovaskular. Melalui medula oblongata lewat semua saraf
sensori (kecuali saraf pembau dan penglihatan). Serabut saraf yang mengontrol
hampir semua neuron motor, dan fungsi-fungsi viseral, seperti kontrol kandung
kencing dan ereksi penis. Banya serabut serabut bersinafsis dalam otak belakang
untuk enyampakikan informasi terutama
proprioseptif yang mengontrol keseimbangan reflek-refleks auditori sederhana.
Otak kecil (serebelum), yang
merupakan pertumbumbuhan keluar dari medula oblongata, pada vertebrata terdiri
dari dua belahan yang berlekuk-lekuk. Otak kecil menginteraksikan informasi
yang datang dari kanalis semisiskulris dan proprioseptor yang lain (posisis
internal dan sensor gerakan), sistem penglihatn dan pendengaran. Input-input
tersebut disensor dalam serebelum, dan output hasilnya membantu mengkoordinasi
sinyal-sinyal motorik yang bertanggung jawab memelihara postur tubuh dan
gerakan anggota yang tepat. (Soewolo, 2000).
b.
Sumsum Tulang Belakang
Medula spinalis atau sumsum tulang
belakang bermula pada medula oblongata, menjulur ke arah kaudal melalui foramen
magnum dan berakhir di antara vertebra lumbalis pertama dan kedua. Di sini
medula spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian sebuah
sambungan tipis dari pia mater yang disebut filum terminale, yang menembus
kantong dura mater, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang yang
berukuran panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian depannya di belah oleh sebuah
fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang di belah oleh sebuah
fisura sempit.
Pada sumsum tulang belakang
terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan
ini, plexus-plexus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah;
dan plexus dari daerah torax membentuk saraf-saraf interkostalis. Sebuah irisan melintang pada sumsum
tulang belakang memperlihatkan sususan substansi kelabu yang membentuk huruf H.
Kanalis spinalis berikut isinya yaitu cairan serebro-spinal, melintas persis di
tengah-tengah huruf H tersebut
(Walangi, 1993).
Fungsi sumsum tulang belakang
yaitu: Mengadakan komunikasi antara otak
dan semua bagian tubuh
dan juga gerak refleks. Berikut tahapan mekanisme dari gerak refleks yang
dibutuhkan agar terjadi gerak refleks tersebut.
1. Organ
sensorik yang menerima impuls, misalnya kulit.
2. Serabut
saraf sensorik yang berperan mengantarkan
impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix posterior, dan
selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls-impuls itu menuju
substansi kelabu pada kornu poserior medula spinalis.
3. Sumsum
tulang belakang dimana
serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu
anterior medula spinalis.
4. Sel
saraf motorik dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan
mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik.
5. Organ
motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Saraf-saraf spinalis berjumlah tiga puluh satu pasang
saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medula spinalis melalui
dua akar, akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf motorik membentuk
akar anterior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior
guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum
serabut saraf itu melintasi foramen intervertebralis, tetapi segera setelah itu
membagi diri lagi menjadi serabut primer anterior dan serabut primer posterior.
Serabut primer posterior melayani
kulit dan otot punggung; sedang serabut primer anterior membentuk berbagai
cabang yang menjadi plexus saraf anggota gerak, dan membentuk saraf-saraf
interkostalis pada daerah torax
(Villee, 1999).
Jalur saraf pada sumsum tulang belakang
terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a)
Jalur saraf motorik dimana impuls berjalan dari
kortex serebri menuju sumsum tulang belakang, melalui jalur-jalur menurun yang disebut
traktus serebro spinalis atau traktus piramidalis. Neuron pertama, yaitu neuron
motorik atas, memiliki badan-badan sel dalam daerah pre-Rolandi pada kortex
serebri dan serabut-serabutnya berpadu erat pada saat mereka melintas antara nukleus-kaudatus
dan lentiformis dalam kapsula interna.
Neuron
motorik bawah yang
bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior sumsum tulang belakang, keluar,
lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke periferi,
dadan berakhir dalam organ motorik, misalnya otot.
b)
Jalur saraf sensorikdimana impuls saraf sensorik
bergerak melintasi traktus menaik yan terdiri dari tiga neuron. Yang pertama, atau neuron yang
paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion sensorik, pada akar posterior
sebuah saraf spinalis; lantas dendron, yang merupakan sebuah cabangnya,
bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya
kulit. Sementara itu Axon, yang merupakan cabangnya yang lain, masuk ke dalam
sumsum tulang belakang, lantas naik menuju kolumna posterior dan berakhir pada
sekeliling sebuah nukleus dalam medula oblongata. Sel
neuron yang kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis
tengah dalam cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk
dekusasio sensorik, naik melalui pon dan dienselafon guna mencapai talamus. Neuron yang ketiga dan terakhir,
bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula interna untuk mencapai daerah
sensorik kortex serebri. Traktus
menaik ini menghantarkan impuls sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran;
sementara yang lainnya menghantarkan impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu (Champbell, 1999).
2. Susunan
Saraf Tepi (perifer)
Setelah pada halaman sebelumnya
kita telah mempelajari tentang Sistem Saraf Pusat, Saat ini kita akan melanjutkan
pembahasan ke sistem saraf tepi.
Pada
sistem saraf tepi (perifer) terdapat dua sistem saraf yakni saraf sadar
(somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom). Kedua jenis sel saraf ini
terdiri dari sistem saraf sensorik dan motorik sehingga mampu menjadi perantara
impuls antara tubuh dengan sistem saraf pusat.
Arah impuls pada sistem saraf tepi
terbagi menjadi dua yakni sistem aferen dan sistem eferen. Sistem aferen
mengandung sel saraf yang dapat menghantarkan informasi dan reseptor ke sistem
saraf pusat. Sedangkan sistem saraf eferen mengandung sel saraf yang dapat
menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Nah,
setiap serabut saraf otak ini terhubung dengan organ atau otot manusia,
misalnya terhubung ke hidung, telinga dll (champbell, 1999).
a.
Sistem saraf sadar (somatik)
Sistem saraf sadar mengandung saraf
eferen sehingga mampu menghasilkan gerakan di jaringan otot rangka. Sistem
saraf ini bekerja sesuai dengan kesadaran kita, misalnya saat makan, mencuci
baju, membajak sawah dll. Sistem saraf sadar akan meneruskan impuls dari
reseptor menuju ke sistem saraf pusat dan meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot kerangka tubuh.
Sistem
saraf sadar tersusun atas saraf kranial dan saraf spinal (Champbell, 1999).
1 Saraf kranial
Saraf kranial manusia ada 12 pasang
saraf yang mencuat keluar dari otak. Saraf ini terletak di kranium/tengkorak,
sebuah letak yang dekat dengan sistem saraf pusat manusia. Sistem saraf kranial
terhubung dengan organ yang berada di seputar kepala dan leher seperti telinga,
mata, hidung, mulut dan lidah. Ini tidak termasuk saraf terminal yang kecil. Berikut 12 pasang saraf kranial dan
asalnya.
Gambar 7. Jenis-Jenis Saraf Beserta Asalnya
B erdasarkan
kedua belas nama saraf kranial di atas, untuk saraf nomor I, II dan VIII
terdiri dari neuron-neuron sensorik, saraf nomor III, IV, VI, XI dan XII
terdiri dari neuron-neuron motorik. Adapun nomor V, VII dan IX terdiri atas
gabungan neuron motorik dan sensorik. Saraf nomor X (nervusvagus) disebut
sebagai saraf pengembara karena memiliki wilayah jelajah yang sangat luas.
Gambar 8. Saraf kranial
1.
Saraf spinal
Urat
saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31
pasang
(8 nervicervicales/ leher,
12 nervithoracici/ punggung,
5 nervilumbales/ pinggang,
5 nervisacrales/ pinggul
dan 1 nervuscoccygeus/ ekor)
yang terdapat di dalam tulang belakang. Saraf ini merupakan gabungan dari
neuron sensorik dan motorik. Semua saraf sensorik masuk ke dalam sumsum tulang
belakang melalui akar dorsal dan semua dendritnya berasal dari reseptor
sedangkan semua saraf motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar
ventral dan semua neuritnya menuju ke efektor (Walangi, 1993).
Berikut
31 pasang saraf spinal dan fungsinya.
1. Hiplogossus berfungsi sebagai saraf di lidah
dan sekitarnya
2. Occipitalis
minor berfungsi dibagian
otak belakang
3. Thoracicus Sebagai saraf di otot serratus
anterior
4. Radialis Sebagai saraf di otot lengan bawah,
otot tricepsbrachii, otot anconeus, otot brachioradialis, otot ekstensor lengan
bawah dan kulit bagian posterior lengan atas & lengan bawah
5. Thoracicuslongus Sebagai saraf di otot subclavius dan otot
serratus anterior
6. Thoracodorsalis Sebagai saraf di otot deltoideus, otot
trapezius dan otot latissimusdorsi
7. Axillaris Sebagai saraf di collumchirurgicumhumeri
8. Subciavius Sebagai saraf di otot subclavius
9. Supcapulari Sebagai saraf di otot rhomboideusmajor dan
rhomboideus minor dan otot levatorscapulae
10.
Supracaplaris Sebagai saraf di otot supraspinatus dan infraspinatus
11.
Phrenicus Sebagai saraf di diafragma
12.
Intercostalis Sebagai pengatur pada proses pernapasan
13.
Intercostobrachialis Sebagai saraf di kalenjar getah bening
14.
cutaneusbrachiimedialis Sebagai saraf di kulit sisi medial
lengan atas
15.
Sutaneusantebrachiimedialis Sebagai saraf di kulit sisi media lengan
bawah
16.
Ulnaris Sebagai saraf di otot fleksor
lengan bawah, otot-otot kecil pada tangan dan kulit tangan di sebelah medial
17.
Medianus Memberikan
cabang C5, C6, C7 untuk nervusmedianus
18.
Musculocutaneus Sebagai saraf di otot
coracobrachialis, otot brachialis dan otot bicepsbrachii
19.
Dorsalisscapulae Sebagai saraf di otot rhomboideus
20.
Transversus colli
21.
Nuricularis
22.
Subcostalis Sebagai saraf di sistem kerja ginjal
23.
Iliochypogastricus Sebagai saraf di medullaspinalis
24.
Iliongnalis Sebagai saraf di sistem genetal atau
kelamin pada manusia
25.
Genitofemularis
26.
Cutaneus Femoris Lateralis Sebagai saraf di tungkai atas,
bagian lateral tungkai bawah dan bagian lateral kaki.
27.
Femoralis Sebagai saraf di
daerah otot paha
28.
Gluteus Superior Terletak di L4, L5 dan paha
29.
Ischiadicus Sebagai saraf di pangkal paha
30.
Cutaneus Femoris
Inferior Sebagai saraf di lengan bawah
31.
Pudendus Sebagai
saraf di otot levator ani dan otot perineum
Adapun
otot–otot representative dan segmen–segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya yakni:
Gambar 9. Medula spinalis
1.
Otot bisep lengan C5 – C6
2.
Otot trisep C6 – C8
3.
Otot brakial C6 – C7
4.
Otot intrinsic tangan C8 – T1
5.
Susunan otot dada T1 – T8
6.
Otot abdomen T6 – T12
7.
Otot quadrisep paha L2 – L4
8.
Otot gastroknemiusreflek untuk ektensi kaki L5 – S2
b. Sistem Saraf otonom
Sistem
saraf otonom merupakan saraf yang mengatur organ tubuh yang bergerak secara
otomatis. Saraf otonom biasa disebut sebagai saraf motorik dimana terdiri dari
dua saraf yakni saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kedua saraf ini memiliki
fungsi yang berlawanan sehingga tercipta suatu keseimbangan.
Gambar 10. Kerja Saraf Simpatik Dan Saraf Parasimpatik.
1. Saraf simpatik
Saraf
simpatik terletak di depan ruas tulang belakang. Adapun fungsi dari organ ini antara
lain memacu dan menghambat kinerja organ tubuh. Fungsi memacu organ tubuh
misalnya memperbesar bronkus, memperbesar pupil mata dan memacu detak jantung.
Sedangkan fungsinya dalam menghambat kinerja organ misalnya menghambat ereksi
serta menghambat kontraksi kantong seni.
2. Saraf parasimpatik
Saraf
parasimpatik memiliki fungsi kebalikannya dari saraf simpati, misalnya
memperkecil bronkus, memperkecil pupil mata, menghambat kerja jantung,
memperbesar ereksi dan memperbesar kontraksi kantong seni (Aryulina,
2006).
Berikut penjelasan secara sederhana mengenai
sistem saraf pada beberapa hewan vertebrata dan contohnya.
1. Pisces
Sistem saraf pada ikan terdiri dari
otak. Otak ikan terdiri dari otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum
tulang belakang (medula oblongata). Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik
karena merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh
karena itu, ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah dan otak
besar tidak mengalami perkembangan yang baik sehingga pusat penglihatan dan
penciuman tidak berkembang dengan baik pula.
Ikan mempunyai otak yang pendek.
Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil, sedangkan lobus
optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup
dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan
pada tiap segmen tubuh. Pada ikan otak besar dan otak tengah berhubungan dengan
saraf penglihatan. Kedua otak ini tidak berkembang dengan baik. Sedangkan Otak kecil merupakan tempat saraf
keseimbangan dan gurat sisi. Otak kecil berkembang dengan baik.Sistem saraf
pada ikan berupa gurat sisi, yang merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai saluran
keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu merupakan
lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada saluran gurat sisi
terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur disebut neuromast.
Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan arus air. Selain itu juga
untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang memangsanya. Gambar dari saraf ikan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar11.
Sistem saraf Ikan
Ikan mempunyai mata yang lebar.
Mata lebar itu mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan
untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat
didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit
untuk keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang
telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui
kepala atau tubuh.
Garis lateral tubuh mempunyai
perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus
air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh
saraf kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa
telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral. Selain
memilki gurat sisi, ikan juga memiliki telinga dalam yang berisi reseptor untuk
keseimbangan (labirin) dan reseptor pendengar. Sel-sel rambut pada gurat sisi
ikan peka terhadap getaran dengan frekuensi lebih dari 200 Hz (Champbell,1999).
Perkembangan sistem saraf dan
selnya sebagai alat pertahanan, berburu dan pengindraan pada ikan. Kebanyakan
makhluk hidup mampu menghasilkan aliran listirk yang digunakan untuk implus
saraf.
Beberapa species ikan , selnya
berkembang menjadi suatu susunan yang kompleks dengan mengagabungkan sistem
sarafnya sehingga Pada beberapa species ikan, terdapat ikan yang mampu
menghasilkan aliran listik yang cukup besar tegangannya sekitar 220V-650V,
seperti pada belut listrik dan ikan pari torpedo.
Susunan sel yang dimilikinya
seperti tumpukan baterai yang dipasang seri. Sekitar 5000 sel di bagian ekor,
dan otot (pada belut listrik). Yang digunakan untuk berburu atau sebagai
ancaman kepada pemangsa. Selain ikan
yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada jenis ikan lain pula
yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua hingga tiga volt. Jika
ikan-ikan ini tidak menggunakan sinyal listrik lemah semacam ini untuk berburu
atau mempertahankan diri, Ikan ini memanfaatkan sinyal lemah ini sebagai alat
indera (Aryulina,
2006).
2.
Amphibia
Sistem saraf amphibia juga terdiri
dari otak. Pada amfibia, otak tengah sebagai pusat penglihatan berkembang
lebih baik sehingga amfibia memiliki penglihatan yang baik.
Pada amphibia bagian otak yang berkembang dengan
baik adalah otak tengah sebagai pusat penglihatan. Otak besar berhubungan
dengan indra pencium dan otak kecil hanya merupakan lengkung mendatar yang
menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik. Otak terbagi atas
lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan
ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Gambar sistem saraf amphibia
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar
13. Sistem saraf Katak
Mata dengan kelopak mata atas dan
kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang transparan
(membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior,
inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus
superior.
Telinga dengan organ pendengar dan
keseimbangan yang berupa 3 saluran semisirkular, yaitu vertikal anterior,
vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah,
tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang
tipis dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus melalui stapes ke
koklea).
Amfibi juga mempunyai gurat sisi
yang merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai saluran keluar
tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu merupakan lubang-lubang
membentuk barisan dalam satu garis. Pada saluran gurat sisi terdapat
rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur disebut neuromast. Neuromast ini
mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan arus air. Selain itu juga untuk
mengetahui obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang memangsanya (Champbell, 1999).
3.
Reptil
Pada reptilia Otak besar berkembang
dengan baik, sebagai pusat saraf pembau. Otak besar ini meluas sehingga
menutupi otak tengah. Bagian lainnya kurang berkembang. Otak reptilia terdiri
atas dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus,
serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer
serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan
hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial.Pasangan-pasangan syaraf spinal
menuju ke somit-somit tubuh. Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan
terdapat organ pembau pada rongga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya
seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit,
dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk
mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring
di belakang hidung dalam
(Walangi,1993). Gambar sistem saraf dari reptilia dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar
14. Sistem saraf reptilia
4.
Aves
Sistem saraf burung berupa otak dan
sumsum tulang belakang. Pada burung, otak besar dan otak kecil berkembang dengan
baik. Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas.
Hal tersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup. Gambar sistem saraf aves pada gambar berikut ini.
Gambar 15. Sistem saraf aves
Otak burung telah berkembang cukup
baik. Otak besar dan otak kecilnya berukuran relatif besar. Permukaan otak
besar tidak berlipat. Otak tengah berbentuk gelembung, berkembang dengan baik
dan merupakan pusat saraf penglihat. Otak kecil permukaanya berlipat-lipat
sehingga mampu menampung sel saraf dalam jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai
pusat pengatur keseimbangan burung pada waktu terbang. Bentuk otak dan
bagian-bagiannya tipikal pada burung terdiri atas Lobus olfaktorius kecil,
serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan
ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris
eksternal terus ke membran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan
saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung darat sangat
baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara
pada langit-langitt bagian belakang.Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan
dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada
burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi
dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor
vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai
skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam
dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak (Soewolo, 2000).
5. Mamalia
Sistem saraf pada mamalia ini
merupakan sistem saraf yang paling lengkap di bandingkan dengan semua jenis
hewan lainnya. Mamalia telah memiliki struktur otot yang sangat kompleks, serta
ukuran yang besar. Pada
mamalia umumnya telah memiliki struktur indra yang lengkap sehingga telah mampu
merenima rangsangan dan memberikan respon terhadap rangsangan tersebut.
Penjelasan lengkap mengenai sistem saraf pada mamalia telah dirincikan pada
bagian yang pertama. (Walangi, 1993).
Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu
sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk
dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf
pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem
saraf tidak sadar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar