Halaman

Minggu, 17 Maret 2019

SEL



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada tumbuhan, sel-sel itu membentuk jaringan sel yaitu suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama. Jadi jaringan hampir dimiliki oleh makhluk hidup ber sel banyak (multiseluler). Setiap makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara sel ovum dan sperma membentuk satu sel zigot. Zigot memebelah terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio berkembang menjadi individu baru. Beberapa macam jaringan sel membentuk sebuah sistem organ tumbuhan, dan beberapa sistem organ membentuk tumbuhan tersebut (Sutriyan, 2000).
 Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai tumbuhan primer dan semua jaringan yang terbentuk disebut jaringan primer. Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda. Pada proses pencapaian dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya, tetapi strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhi fungsi fisiologis tertentu pada tumbuhan dewasa (Sutriyan, 2000).





B.     Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      jelaskan pengertian dari sel dasar?
2.      Bagaimana bentuk dang susuanan dari jaringan parenkim?
3.      Jelaskan struktur jaringan dasar?
4.       Bagaimana asal dan perkembangannya jaringan?
5.      Jelaskan macam-macam jaringan parenkim?

C.    Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk Mengetahui pengertian dari jaringan dasar
2.      Untuk mengetahui bentuk dan susunan sel parenkim
3.      Untuk memahami struktur dari jaringan dasar
4.      Untuk mengetahui asal dan perkembangan jaringan 
5.      Untuk memahami berbagai macam jaringan parenkim





                                                                  BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jaringan Dasar (Parenkim)
1.      Pengertian Jaringan dasar
merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulosa yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat parenkim (Campbell, 2003).
Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil daun. Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem dasar. disamping itu, ada pula parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, pada tubuh sekunder berkembang dari kambium pembuluh serta kambium gabus (Hidayat, 1995).
Parenkim terdiri dari sel hidup yang bermacam-macam bentuk, sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda. Parenkim biasanya berupa jaringan yang selnya tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan. Karena merupakan sel hidup, seperti empelur, sebagian atau seluruh korteks akar dan batang, perisikel, mesofil daun, serta bagian buah yang berdaging, terdiri dari parenkim. Sel parenkim juga terdapat pada floem dan xylem (Hidayat, 1995).
2.      Ciri-ciri Jaringan Parenkim
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut:
a.    Sel bersegi banyak
b.    Dinding sel tipis dan memiliki vakuola besar untuk menyimpan cadangan makanan.
c.    Letak inti medekati dasar sel.
d.   Diantara sel-sel parenkim, terdapat ruang antar sel yang berperan dalam pertukaran atau peredaran gas-gas (Santoso, 1987).


B.     Bentuk dan Susunan Sel Parenkim
Banyak sel parenkim bersegi banyak dan garis tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama. Sel parenkim yang panjang terdapat sebagai sel palisade pada daun; yang berbentuk benang terdapat pada batang tumbuhan yang memiliki ruang antarsel yang mencolok besarnya seperti pada Scirpus dan Juncus.

Parenkim dewasa dapat pula tersusun amat rapi selnya seperti pada endosperm, atas ditemukan sebagai jaringan dengan ruang antarsel yan luas seperti pada batang
Ruang antarsel dapat terjadi secara sizogen atau lisigen, pembentukan ruang antarsel sizogen terjadi; pada saat dinding primer dibentuk di antara dua sel anak yang baru, lamella tengah diantara kedua dinding baru berhubungan hanya dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuh lamela tengah antara dinding sel induk dan sel di sebelahnya. Sebuah ruang kecil terbentuk di tempat hubungan lamela tengan dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang berhadapan dengan ruang kecil tersebut menjadi rusak sehingga terbentuk ruang antarsel yang dapat meluas dengan terbentuknya ruang antarsel yang serpa pada sel di sebelahnya. Ruang antarsel dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamella tengah. Ruang antarsel lisigen dibentuk dengan merusak sel utuh. Contohnya adalah ruang antarsel pada batang tumbuhan air (Kartasapoetra, 1991).

C.  Struktur dan Isi Sel Parenkim
Kebanyakan sel paernkim berdinding tipis, namun ada pula ynag berdinding amat tebal seperti sel endosperm kurma dan kopi. Dalam dinding tebal itu terhimpun hemiselulosa sebagai cadangnan makanan.


struktur sel parenkim beragam menurut fungsinya. Sel parenkim yang berfungsi dalam fotosintesis berisi klorofil; jaringannya disebut klorenkim. Dalam akar bit gula (Beta vulgaris), misalnya, terdapat gula. Protein dan minyak terdapat dalam endosperm nbiji jarak (Ricinus communis). Pati merupakan bahan cadangan makanan yan paling sering terdapat pada tumbuhan dan ditemukan dalam endosperm, keeping biji, umbi, buah.
Banyak sel parenkim juga berisi tanin, dan sel seperti itu letaknya tersebar atau merupakan sistem sel yang sinambung. Garam mineral dapat pula ditemkan dalam sel parenkim berbentuk kristal yang bermacam-macam. Sel yang memiliki isi yang berbeda dari sel sekelilingnya acapkali disebut idioblas. Sel idioblas mengandung berbagai senyawa seperti enzim yang disebut mirosin (Capparidaceae, Crucriferae, Resedaceae), zat berminyak (Lauraceae, Simarubaceae), zat bersifat lendir (Cactaceae, Portulacaceae dan zat serupa harsa (Meliaceae, beberapa Rutaceae) (Hidayat, 1995).

D.       Asal dan Perkembangan Parenkim
Parenkim tubuh tumbuhan primer berkembang dari meristem dasar, dan yang berhubungan dengan unsur-unsur vascular dari prokambium atau kambium. Parenkim pada korteks dan empulur misalnya, berasal dari meristem dasar yang terdapat di meristem apikal. Parenkim di dalam berkas vaskular primer, misalnya pada berkas vaskular batang tumbuhan tangkai daun dan helaian daun berkembang dari prokambium. Parenkim yang terdapat dalam berkas vaskular sekunder, misalnya yang ada pada berkas vaskular sekunder batang dan akar, adalah hasil perkembangan dari kambium. Felogen (kambium gabus) pada banyak tumbuhan juga menghasilkan parenkim (feloderm) (kartasapoetra, 1991). Jaringan parenkim tubuh tumbuhan primer yaitu parenkima korteks dan empelur, mesofil daun, dan bagian-bagian bunga, berdiferensiasi dari meristem dasar. Parenkim yang terkait dengan jaringan vaskuler primer dibentuk dari prokambium sedangkan yang terkait dengan jaringan vaskuler sekunder di bentuk dari kambium vaskuler. Parenkim juga dapat berasal dari kambium gabus (filogena) dalam bentuk feloderm, dan ini dapat bertambah jumlahnya oleh pertumbuhan sekunder (Setjo, 1994).
Sel-sel parenkim dewasa dapat mengulang kembali aktivitas meristematik apabila lingkungannya diubag secara buatan. Sekarang dapat di buktikan bahwa sekelompok sel parenkim jika dipelihara dalam media kultur yang sesuai, dapat menjadi tumbuhan secara keseluruhan yang menghasilkan bunga dan biji yang fertil. Secara filogenetik parenkima pada tubuh primer di pandang sebagai jaringan primitif karena tumbuhan multi seluler tingkat paling rendah hanya tersusun dari parenkim, sedangkan secara otogenetik, parenkim juga di pandang sebagai jaringan yang primitif karena sel-selnya secara morfologis sama dengan sel-sel meristem (Setjo, 1994).

E.     Macam- Macam Jaringan Parenkim
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis jaringan, yaitu:
1.      Parenkim Asimilasi, yaitu parenkim yang membuat zat makanan bagi tumbuhan yang di proses  dari fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau dan buah. Didalam selnya terdapat kloroplas, yang merupakan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis (Mulyani, 2006).


2.      Parenkim Penimbun, yaitu sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda berupa larutan di dalam vakuola, bentuk partikel pada, atau cairan di dalam sitoplasma. Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya pada empelur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma) dan biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula , tepung, lemak dan protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein amilum, gula tepung dan lemak (Mulyani, 2006).

3.      Parenkim Air, yaitu terdiri dari sel yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit dan tumbuhan sukulen. Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit atau epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya (Kimbal, 1999).

4.      Parenkim Udara (aerenkim), yaitu jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun pada tumbuhan hidrofit. Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Ruang antar selnya besar, sel-sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan eceng gondok (Kimball, 1999).


Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa kelompok yakni:
a.    Parenkim Pagar (palisade), merupakan tempat fotosintesis yang   utama dan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya, dengan bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar seperti tiang atau pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil atau zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi sebagai tempat fotosintesis.


b.      Parenkim bunga karang (jaringan spons), merupakan lapisan sel-sel yang tidak teratur, banyak rongga udara dan berada di bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade). Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan juga sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis (Kimball, 1999).


c.       Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena persegi lima menjuntai atau lebih.

d.      Parenkim lipatan, terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat kearah dalam serta banyak mengandung kloroflas.


e.       Parenkim pengangkut, merupakan sel-sel penyusunannya berbentuk memanjang menurut arah pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang. Berkas vaskuler, terdiri atas xilem dan floem. Xilem memiliki fungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari akar menuju ke daun, sedangkan floem bertugas dalam mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan (Kimball, 1999).




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jaringan parenkim adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup yang struktur morfologi dan fungsiologi bervariasi dan masih melakukan kegiatan proses kehidupannya. Istilah parenkim umumnya menunjukkan pada suatu jaringan yang ke khususannya relatif kecil dan mempunyai fungsi yang beragam dalam tumbuhan. Sel parenkim masih dapat mampu membelah bahkan pada sel dewasa sekalipun. Mereka memainkan peranan penting dalam proses menutup luka dan regenerasi.
Jaringan parenkim terbagi atas palisade, bunga kerang, bintang, dan lipatan. Dengan fungsi sebagai parenkim asimilasi (pembuatan zat makanan), penimbun (sebagai cadangan makanan), (jalur transpirasi) udara, (tempat cadangan) air dan pengangkut (hara dan produk fotosintesa).  








Tidak ada komentar:

Posting Komentar