BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada
tumbuhan, sel-sel itu membentuk jaringan sel yaitu suatu kumpulan sel yang
bentuk dan fungsinya sama. Jadi jaringan hampir dimiliki oleh makhluk hidup ber
sel banyak (multiseluler). Setiap
makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran
antara sel ovum dan sperma membentuk
satu sel zigot. Zigot memebelah terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio berkembang menjadi individu baru. Beberapa macam jaringan
sel membentuk sebuah sistem organ tumbuhan, dan beberapa sistem organ membentuk
tumbuhan tersebut (Sutriyan, 2000).
Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan
yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan
muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar
maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang
diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai tumbuhan
primer dan semua jaringan yang terbentuk disebut jaringan primer. Semua sel
yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan
muda. Pada proses pencapaian dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya,
tetapi strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhi fungsi fisiologis
tertentu pada tumbuhan dewasa (Sutriyan, 2000).
B. Rumusan
Masalah
Adapun Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
jelaskan
pengertian dari sel dasar?
2.
Bagaimana
bentuk dang susuanan dari jaringan parenkim?
3.
Jelaskan
struktur jaringan dasar?
4.
Bagaimana asal dan perkembangannya jaringan?
5.
Jelaskan
macam-macam jaringan parenkim?
C. Tujuan
penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
Mengetahui pengertian dari jaringan dasar
2.
Untuk
mengetahui bentuk dan susunan sel parenkim
3.
Untuk
memahami struktur dari jaringan dasar
4.
Untuk
mengetahui asal dan perkembangan jaringan
5.
Untuk
memahami berbagai macam jaringan parenkim
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jaringan
Dasar (Parenkim)
1.
Pengertian
Jaringan dasar
merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh
tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar
yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding
sel primer dengan selulosa yang
tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat parenkim (Campbell, 2003).
Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar
dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada
korteks dan empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai
daun dan mesofil daun. Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem
dasar. disamping itu, ada pula parenkim yang menjadi bagian dari jaringan
pembuluh dan berkembang dari prokambium, pada tubuh sekunder berkembang dari
kambium pembuluh serta kambium gabus (Hidayat, 1995).
Parenkim terdiri dari sel hidup yang bermacam-macam
bentuk, sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda. Parenkim biasanya berupa
jaringan yang selnya tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat
dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan. Karena merupakan sel hidup, seperti
empelur, sebagian atau seluruh korteks akar dan batang, perisikel, mesofil
daun, serta bagian buah yang berdaging, terdiri dari parenkim. Sel parenkim
juga terdapat pada floem dan xylem (Hidayat, 1995).
2.
Ciri-ciri
Jaringan Parenkim
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut:
a.
Sel
bersegi banyak
b.
Dinding
sel tipis dan memiliki vakuola besar
untuk menyimpan cadangan makanan.
c.
Letak
inti medekati dasar sel.
d. Diantara sel-sel parenkim, terdapat ruang antar sel
yang berperan dalam pertukaran atau peredaran gas-gas (Santoso, 1987).
B. Bentuk
dan Susunan Sel Parenkim
Banyak sel parenkim bersegi banyak dan garis tengahnya
dalam berbagai arah bidang hampir sama. Sel parenkim yang panjang terdapat
sebagai sel palisade pada daun; yang berbentuk benang terdapat pada batang
tumbuhan yang memiliki ruang antarsel yang mencolok besarnya seperti pada Scirpus dan Juncus.
Parenkim dewasa dapat pula tersusun amat rapi selnya
seperti pada endosperm, atas ditemukan sebagai jaringan dengan ruang antarsel
yan luas seperti pada batang
Ruang antarsel dapat terjadi secara sizogen atau lisigen, pembentukan ruang antarsel sizogen terjadi; pada saat
dinding primer dibentuk di antara dua sel anak yang baru, lamella tengah
diantara kedua dinding baru berhubungan hanya dengan dinding primer sel induk
dan tidak menyentuh lamela tengah antara dinding sel induk dan sel di
sebelahnya. Sebuah ruang kecil terbentuk di tempat hubungan lamela tengan
dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang berhadapan dengan ruang
kecil tersebut menjadi rusak sehingga terbentuk ruang antarsel yang dapat
meluas dengan terbentuknya ruang antarsel yang serpa pada sel di sebelahnya. Ruang
antarsel dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamella tengah. Ruang antarsel lisigen dibentuk dengan merusak sel
utuh. Contohnya adalah ruang antarsel pada batang tumbuhan air (Kartasapoetra,
1991).
C. Struktur
dan Isi Sel Parenkim
Kebanyakan sel paernkim berdinding tipis, namun ada
pula ynag berdinding amat tebal seperti sel endosperm
kurma dan kopi. Dalam dinding tebal itu terhimpun hemiselulosa sebagai
cadangnan makanan.
struktur
sel parenkim beragam menurut fungsinya. Sel parenkim yang berfungsi dalam
fotosintesis berisi klorofil; jaringannya disebut klorenkim. Dalam akar bit gula (Beta
vulgaris), misalnya, terdapat gula. Protein dan minyak terdapat dalam
endosperm nbiji jarak (Ricinus communis).
Pati merupakan bahan cadangan makanan yan paling sering terdapat pada tumbuhan
dan ditemukan dalam endosperm, keeping biji, umbi, buah.
Banyak sel
parenkim juga berisi tanin, dan sel seperti itu letaknya tersebar atau
merupakan sistem sel yang sinambung. Garam mineral dapat pula ditemkan dalam
sel parenkim berbentuk kristal yang bermacam-macam. Sel yang memiliki isi yang
berbeda dari sel sekelilingnya acapkali disebut idioblas. Sel idioblas mengandung berbagai senyawa seperti enzim
yang disebut mirosin (Capparidaceae,
Crucriferae, Resedaceae), zat berminyak (Lauraceae, Simarubaceae), zat bersifat lendir (Cactaceae, Portulacaceae dan zat serupa harsa (Meliaceae, beberapa Rutaceae)
(Hidayat, 1995).
D. Asal
dan Perkembangan Parenkim
Parenkim tubuh tumbuhan primer berkembang dari
meristem dasar, dan yang berhubungan dengan unsur-unsur vascular dari
prokambium atau kambium. Parenkim pada korteks dan empulur misalnya, berasal
dari meristem dasar yang terdapat di meristem apikal. Parenkim di dalam berkas
vaskular primer, misalnya pada berkas vaskular batang tumbuhan tangkai daun dan
helaian daun berkembang dari prokambium. Parenkim yang terdapat dalam berkas
vaskular sekunder, misalnya yang ada pada berkas vaskular sekunder batang dan
akar, adalah hasil perkembangan dari kambium. Felogen (kambium gabus) pada banyak tumbuhan juga menghasilkan
parenkim (feloderm) (kartasapoetra,
1991). Jaringan parenkim tubuh tumbuhan primer yaitu parenkima korteks dan
empelur, mesofil daun, dan
bagian-bagian bunga, berdiferensiasi dari meristem dasar. Parenkim yang terkait
dengan jaringan vaskuler primer dibentuk dari prokambium sedangkan yang terkait dengan jaringan vaskuler sekunder
di bentuk dari kambium vaskuler. Parenkim juga dapat berasal dari kambium gabus
(filogena) dalam bentuk feloderm, dan ini dapat bertambah jumlahnya
oleh pertumbuhan sekunder (Setjo, 1994).
Sel-sel parenkim dewasa dapat mengulang kembali
aktivitas meristematik apabila lingkungannya diubag secara buatan. Sekarang
dapat di buktikan bahwa sekelompok sel parenkim jika dipelihara dalam media
kultur yang sesuai, dapat menjadi tumbuhan secara keseluruhan yang menghasilkan
bunga dan biji yang fertil. Secara filogenetik parenkima pada tubuh primer
di pandang sebagai jaringan primitif karena tumbuhan multi seluler tingkat
paling rendah hanya tersusun dari parenkim, sedangkan secara otogenetik, parenkim juga di pandang
sebagai jaringan yang primitif karena sel-selnya secara morfologis sama dengan
sel-sel meristem (Setjo, 1994).
E. Macam-
Macam Jaringan Parenkim
Berdasarkan
fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis jaringan, yaitu:
1.
Parenkim
Asimilasi, yaitu parenkim yang membuat zat makanan bagi tumbuhan yang di proses
dari fotosintesa di daun. Biasanya
terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna
hijau dan buah. Didalam selnya terdapat
kloroplas, yang merupakan penting sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintesis (Mulyani, 2006).
2.
Parenkim
Penimbun, yaitu sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda
berupa larutan di dalam vakuola, bentuk partikel pada, atau cairan di dalam sitoplasma. Biasanya terletak di bagian
dalam tubuh, misalnya pada empelur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang
(rizoma) dan biji. Di dalam
sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula , tepung, lemak dan
protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi
tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein amilum, gula tepung dan
lemak (Mulyani, 2006).
3.
Parenkim Air, yaitu terdiri
dari sel yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup di
daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit dan tumbuhan sukulen. Parenkim
air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit atau epifit
(sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah
buaya (Kimbal, 1999).
4.
Parenkim
Udara (aerenkim), yaitu jaringan
parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang
besar. Aerenkim banyak terdapat pada
batang dan daun pada tumbuhan hidrofit. Parenkim udara disebut sebagai aerenkim
bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan
rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan
habitat perairan. Ruang antar selnya besar, sel-sel penyusunnya bulat sebagai
alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan eceng
gondok (Kimball, 1999).
Berdasarkan bentuk, parenkim
dibagi menjadi beberapa kelompok yakni:
a.
Parenkim
Pagar (palisade), merupakan tempat fotosintesis yang utama dan sel-sel memanjang yang terdapat di
daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya,
dengan bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar seperti tiang atau
pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil atau zat hijau
daun. Parenkim pagar berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
b.
Parenkim
bunga karang (jaringan spons), merupakan lapisan sel-sel yang tidak teratur,
banyak rongga udara dan berada di bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga
karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade). Bunga
karang berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan juga sebagai tempat penyimpanan
hasil fotosintesis (Kimball, 1999).
c.
Parenkim
bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena persegi lima
menjuntai atau lebih.
d.
Parenkim
lipatan, terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat kearah dalam
serta banyak mengandung kloroflas.
e.
Parenkim
pengangkut, merupakan sel-sel penyusunannya berbentuk memanjang menurut arah
pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang. Berkas vaskuler, terdiri atas xilem dan floem. Xilem memiliki
fungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari akar menuju ke daun, sedangkan floem bertugas dalam mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan (Kimball, 1999).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jaringan
parenkim adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup yang struktur
morfologi dan fungsiologi bervariasi dan masih melakukan kegiatan proses
kehidupannya. Istilah parenkim umumnya menunjukkan pada suatu jaringan yang ke
khususannya relatif kecil dan mempunyai fungsi yang beragam dalam tumbuhan. Sel
parenkim masih dapat mampu membelah bahkan pada sel dewasa sekalipun. Mereka
memainkan peranan penting dalam proses menutup luka dan regenerasi.
Jaringan
parenkim terbagi atas palisade, bunga kerang, bintang, dan lipatan. Dengan
fungsi sebagai parenkim asimilasi
(pembuatan zat makanan), penimbun (sebagai cadangan makanan), (jalur
transpirasi) udara, (tempat cadangan) air dan pengangkut (hara dan produk fotosintesa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar