BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seabad yang
lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli
astronomi. Alasannya adalah penerimaan umum atas gagasan bahwa alam semesta
telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan
beranggapan bahwa jagat raya hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai
awal. Tidak ada momen "penciptaan", yakni momen ketika alam semesta
dan segala isinya muncul.
Gagasan
"keberadaan abadi" ini sesuai dengan pandangan orang Eropa yang
berasal dari filsafat materialisme. Filsafat ini, yang awalnya dikembangkan di
dunia Yunani kuno, menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya yang ada di
jagat raya dan jagat raya ada sejak waktu tak terbatas dan akan ada selamanya.
Filsafat ini bertahan dalam bentuk-bentuk berbeda selama zaman Romawi, namun
pada akhir kekaisaran Romawi dan Abad Pertengahan, materialisme mulai mengalami
kemunduran karena pengaruh filsafat gereja Katolik dan Kristen. Setelah
Renaisans, materialisme kembali mendapatkan penerimaan luas di antara pelajar
dan ilmuwan Eropa, sebagian besar karena kesetiaan mereka terhadap filsafat
Yunani kuno.
Bumi yang kita
pijak ini hanya sekelumit kisah perjalanan manusia dalam menghadapi cobaan dan
berlomba-lomba mencari tujuan untuk memperoleh ridho Allah SWT. Begitupun alam
semesta atau jagad raya ini semua telah tertuang di dalam Al-Qur’an yang
notabene adalah sebagai sumber dari segala sumber ilmu. Didalam Al-Qur’an telah
disebutkan tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya,
termasuk penciptaan manusia sebagai makhluk sempurna yang didorong hasrat ingin
tahu nya serta dipacu akal nya untuk mencari tahu dan menyelidiki segala
sesuatu yang ada disekitarnya termasuk keingintahuannya akan alam semesta ini.
Allah SWT
menciptakan alam semesta dan segala isinya untuk manusia agar mempercayai bukti
kebesaran-Nya bahwa alam semesta ini memang ada yang menciptakan dan manusia
wajib memanfaatkannya sebaik mungkin tanpa merusaknya. Keingintahuan manusia
tentang penciptaan alam semesta tidak hanya membaca ayat-ayat Al-Qur’an saja,
akan tetapi juga melakukan perintah Allah sehingga dapat menemukan kebenaran
yang dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Untuk
memperkaya wawasan dan pemahaman pembaca tentang Penciptaan Alam Semesta dalam
Perspektif Islam, maka dapat disimpulkan beberapa pokok bahasan antara lain :
1.
Pengertian Alam Semesta.
2.
Teori Penciptaan Alam.
3.
Karakteristik, Mekanisme dan Tujuan Penciptaan Alam.
4.
Pandangan Penciptaan Alam dalam Perspektif Islam dan Sains
Modern.
5.
Hubungan Manusia dengan Alam Semesta.
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk dapat mengetahui apa itu Alam Semesta.
2.
Untuk mengetahui teori penciptaan alam
3.
Untuk dapat mengetahui apa saja karakteristik dan tujuan dari
Penciptaan Alam.
4.
Untuk dapat mengetahui Ayat-ayat apa saja yang mencakup
tentang Penciptaan Alam.
5.
Untuk dapat mengetahui Hubungan Manusia dengan Alam Semesta
itu seperti apa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Alam Semesta
Alam Semesta
adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang
merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam semesta juga
dapat didefinisikan segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia
didunia ini selain Allah SWT beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dibedakan menjadi
beberapa jenis diantaranya alam syahadah dan alam ghoib. Alam syahadah dalam
istilah Inggris disebut Universe yang artinya seluruhnya, dan dalam bahasa
sehari-hari disebut sebagai alam semesta (Djam’annuri, 2002).
Alam semesta
merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah
menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi,
fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Alam syahadah atau alam
materi sering juga disebut dengan alam fisik karena alam syahadah merupakan
alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan menggunakan alat atau
tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh indera (Zar,
1997).
Alam syahadah
dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos). Dan
dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan insani Al Quran
menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud
yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan penulisnya
(Djam’annuri, 2002).
B.
Tujuan Penciptaan Alam
Pada
hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata ataupun
tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang pada akhirnya semuanya akan
kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu
menjadi tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah.
Hanya karena
sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia yangi ciptakan adalah diberi
tugas sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan,
memanfaatkan dan melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia
karena Allah menciptakn manusia sebagai makhluk yang terbaik, seperti yang
disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di dalam kehidupannya di dunia
dibekali oleh Allah dengan potensi dasar. Potensi dasar itu dapat nampak dan
dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan ruh (Supriyadi, 2009).
Dari potensi
dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir dan daya nalar,
akhirnya manusia dapat menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam dengan
akal itu pula manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis gejala-gejala
alam yang timbul, dan menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak
penelitian dan penemuannya itu, akan wujud dan keagungan Allah sebagai
penciptanya.
Dengan
demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan.Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga
bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi
adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan.Pada
akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk
mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
C.
Teori-teori Penciptaan
Alam Semesta
Teori
penciptaan alam semesta begitu banyak, namun pada pembahasan makalah ini hanya
membahas beberapa teori yang banyak dikenal atau popular dikalangan umum.
Berikut penjelasannya dari beberapa teori tersebut.
1.
Menurut Teori Big Bang
Alam semesta
telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu tidak seorangpun tahu
kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk.Akan tetapi, dari
beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah berbagai teori
penciptaan alam semesta. Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam
semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki
permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah ada sejak dahulu kala dan
tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan materialis yang tidak
percaya tentang penciptaan.
Kemudian, pada
abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu teori
Big Bang.Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan.Pada teori
ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang
disebut Big Bang.Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta
yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu
ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada
alam semesta.Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya dan
menyanggah teori ini.
Akan tetapi,
tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan
membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari
ledakan tersebut.Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut
masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah
berlangsung selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat
ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai
kalangan di seluruh dunia (Hammond, 1992).
2.
Teori Kabut (Nebula)
Teori ini
pertama kali dikembangkan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori
ini mula-mula ada kabut gas dan debu atau nebula, kabut ini sebagian besar
terdiri dari hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh ruang alam
semesta, karena proses pendinginan kabut gas ini tersebut menyusut dan mulai
berputar. Proses ini mula-mula lambat, kemudian makin cepat dan bentuknya
berubah dari bulat bola menjadi cakram. Sebagian besar materi akan mengumpul
dipusat cakram, yang kemudian menjadi matahari. Sedang sisanya yang tertinggal
akan tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya (Zar, 1997).
3.
Bintang Kembar
Menurut teori
ini pada awalnya ada dua bintang kembar, kemudian satu bintang meledak menjadi
serpihan-serpihan kecil akibat medan gravitasi
bintang yang tidak meledak, serpihan-serpihan itu berputar
mengelilinginya. Kemudian serpihan menjadi planet-planet, sateli-satelit dan
benda-benda langit kecil lainnya, sedangkan bintang yang utuh adalah matahari
(Supriyadi, 2009).
4.
Teori Pasang Surut atau
Tidal
Jeans dan
Jeffri pada tahun 1919. Menurut teori ini melukiskan bahwa terjadinya alam
semesta merupakan masa matahari yang lepas membentuk bentukan cerutu yang
menjorok kearah bintang akibatnya bintang makin menjauhi masa, masa tersebut
terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan
itulah yang kemudian membeku dan terbentuk
planet-planet. Teori ini dapat menjawab mengapa planet dibagian tengah
seperti: jupiter, saturnus, uranus dan neptunus ukurannya besar, sedangkan pada
bagian ujung seperti: merkurius, venus dan pluto memiliki ukuran yang lebih
kecil (Zar, 1997).
5.
Teori Ekspansi dan
Kontraksi
Teori ini
berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu
masa-ekspansi dan masa kontruksi yang diduga siklus tersebut berlangsung dalam
durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa depan ekspansi kemudian terbentuklah
galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga yang
bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur
lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang
terbentuk meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga
berupa panas yang tinggi.Teori ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia
menyatakan bahwa alam semesta memuai seperti gelembung gas panas yang secara
tiba-tiba melepas dari ruang hampa. Dia melakukan sebuah percobaan melalui
teropong bintang raksasa pada tahun 1929 bahwa disitu menunjukkan adanya
pemuaian adanya alam semesta. Ini berarti alam semesta merekspansi dan
ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan sekitar 100 miliyar galaksi yang
masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100 miliyar bintang (Supriyadi, 2009).
6. Teori Planetesimal
Thomas
C.Chaberlin dan Forest R. Moulton mencetuskan teori yang dikenal dengan teori
Planetesimal artinya planet terbentuk dari benda padat atau unsur-unsur kecil
yang telah ada sebelumnya. Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah
ada sebelumnya, kemudian ada sebuah bintang yang melintas pada jarak yang tidak
terlalu jauh dari matahari. Akibatnya terjadi peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari masa yang tertarik jatuh
kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di
sekitar matahari menjadi planet-planet dan benda langit lainnya (Zar, 1997).
7. Teori Creatio Continua
Teori ini
dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori ini saat diciptakan
alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan tetap ada, atau
dengan kata lain alam semesta ini tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir.
Pada setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap.
Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan
lebih besar dari pada partikel yang lenyap maka jumlah materi makin bertambah
dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan nencapai titik
batas kritik pada 10 miliyar tahun lagi. Tetapi dalam waktu 10 miliyar tahun
ini akan dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta
adalah hydrogen, dari hidrogen ini akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya
(Hammond, 1992).
8. Teori G.P.Kuiper
Pada tahun
1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di luar tata
surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah dikemukakan
yang mengandaikan bahwa matahari serta semua planet berasal dari gas purba yang
ada ruang angkasa. Pada saat ini terdapat banyak kabut gas dan diantara kabut
terlihat dalam proses melahirkan bintang.
Kabut gas yang
nampak tipis-tipis di ruang angkasa itu, karena gaya tarik gravitasi antar
molekul dalam kabut itu lambat laun memampatkan diri menjadi masa yang semakin
lama semakin padat. Pemadatan ini di mungkinkan oleh sifat gas semacam itu
selalu terjadi gerakan. Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi gerakan
berputar yang memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua gumpalan
materi memadat di tengah, sedang gumpalan yang kecil akan melesat di lingkungan
sekitarnya.
Gumpalan yang
terkumpul di tengah menjadi matahari sebagai sat, sedang gumpalan-gumpalan yang
kecil menjadi bakal planet. Matahari yang di pusat begitu padat mulai menyala
dengan api nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus
planet menjadi sirna, sehingga planet sekarang tampak telanjang tinggal
terasnya. Tapi bakal planet yang jauh dari matahari kurang terpengaruh sehingga
tampak menjadi planet yang besar dengan di liputi kabut (Supriyadi, 2009).
D.
ALAM SEMESTA MENURUT
PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Dari teori yang sudah disebutkan di atas, menurut
pandangan Al-Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al-Anbiya
ayat 30.
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya.dan dari air
kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”
Menurut ayat
di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu kesatuan yang
padu (Zar, 1997).
ثُمَّ
اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا
أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
فَقَضَاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا
السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Kemudian Dia menuju
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami
datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7
langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan
Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini
menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang
dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi
subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah
ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa.Seperti diterangkan dalam
Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa (Djam’annuri,
2002).
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ
اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu
ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.
Bumi
sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan
air dari langit (Zar, 1997).
وَمَا
أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“ Dan Allah menurunkan
dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya.”. (QS`An
Nahl ; 65).
Pertanyaannya
adalah darimana air ini berasal? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa
menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air.Maka
satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
وَأَنْزَلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الأرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ
بِهِ لَقَادِرُونَ
“ Dan Kami turunkan air
dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi,
dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi” , ini menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi
pendatang (Djam’annuri, 2002).
وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“ ……….Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada juga beriman “
( QS. Al-Anbiya ;30 ).
وَأَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى
“ …. Maka Kami tumbuhkan
dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53).
وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
"Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air...(Q.S. An-Nur ; 45)".
Ketiga ayat
tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan
, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai
cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan
makanan untuk hewan-hewan predator.Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan
darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi
dulunya adalah suatu yang padu.Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya
sesuatu yang padu.
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
“ ………bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
E.
Hubungan Penciptaan Alam
dalam Pandangan Islam dan Sains Modern
Diantara segi
kemukjizatan Al-Qur’an adalah adanya beberapa petunjuk yang detail mengenai
ilmu pengetahuan umum yang telah ditemukan terlebih dahulu dalam Al-Qur’an
sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Penciptaan alam berdasarkan
konsep Islam dan Sains modern ternyata memiliki hubungan, dan dari beberapa
hasil observasi kosmolog ternyata banyak yang sesuai dengan beberapa firman
Allah SWT, antara lain sebagai berikut:
Surat
Az-Zariyat ayat 47:
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
(Artinya) “Dan langit kami
bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.”
Menurut
Baiquni yang dimaksud Banayna bi’abidin oleh ayat ini adalah ketika ledakan
besar terjadi dan inflasi melandanya sehingga beberapa dimensinya menjadi
terbentang. Sedangkan yang dimaksud dengan inna lamusi’un, adalah Tuhan yang
membuat kosmos berekspansi. Pernyataaan ini diperkuat oleh maksud lafal yang
terpakai, yakni isim al-fa’il, active participle yang menunjukkan bersifat
tetap dan permanen seperti yang dikemukakan sebelumnya. Hal ini berarti
ekspansi alam berlangsung sejak ledakan besar sampai seterusnya (Supriyadi,
2009).
Kata musi’un
dalam bahasa arab sangatlah tepat diterjemahkan sebagai “meluaskan” atau
“mengembangkan” yang sesuai dengan penjelasan sains masa kini bahwa alam
semesta memang meluas atau mengembang. Stephen Hawking, dalam A Brief History
of Time (1980), mengatakan bahwa penemuan bukti mengembangkannya alam semesta merupakan
salah satu revolusi terbesar dalam ilmu pengetahuan abad ke-20. Berdasarkan
teori Bing Bang yang telah diterima, alam semesta terbentuk sekitar 13,7 miliar
tahun lalu dan terus mengembang sejak saat itu. Pakar-pakar Astronomi mengenali
empat model grafik alam semesta di masa akan datang, yaitu accelerating
expansion (pengembangan yang bertambah cepat), open universe (alam semesta
terbuka), flat unirvese (alam semesta datar), dan closed universe (alam semesta
tertutup). Model closed universe menjelaskan bahwa suatu saat alam semesta akan
mengerut (Hammond, 1992).
F.
Hubungan Manusia Dengan
Alam Semesta
1.
Hubungan Historis
Asal usul
manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini dilandaskan pada adanya
persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alas an yang bersifat
ideologis). Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia yang
dikaitkan dengan primata.Penciptaan manusia pada awal kehidupan dari
Ramapithecus-oseopithecus-Australopithecus-Pitecanthropus
Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal sebagai manusia modern seperti
sekarang ini.Dari evolusi awal terciptanya manusia yang rumit inilah ada hubungan
historis/sejarah antara manusia dan alam semesta (Supriyadi, 2009).
Kerumitan yang
ada pada persoalan asal usul manusia hamper sama dengan kerumitan asal usul
alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi manusia dahulu sampai
sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-gejala jagat raya/alam
meliputi tingkah laku, unsure, atom, dan elemen.Dari hal itulah terdapat
hubungan historis antara manusia dan alam semesta (Zar, 1997).
2.
Hubungan Fungsional
Proses
penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem kosmos,
manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.Karena
memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka alam semesta menjadi obyek
yang penting dalam kehidupan manusia.Seiring dengan kemajuan pengetahuan
terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam
posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia. Maka wajarlah
jika semakin dalam pengetahuan semakin teraasa hubungan antara fungsi manusia
dan fungsi alam (Hammond, 2002).
Salah satu
teori yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam adalah teori
anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam. Maksudnya
semua yang ada di alam adalah untuk manusia, seperti firman Allah dalam Q.S. Al
Baqarah ayat 29:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً ثُمَّ اسْتَوَى
إِلَى السَّمَاء فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “Dan Dialah
Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.”
Menurut
pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi alam. Seperti
disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِي
Artinya : ”Dan tiadalah
kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Pada intinya,
alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang
manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya.Alam
diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan
yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan
mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT (Djam’annuri,
2002).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Alam semesta
menurut perspektif al Qur’an yaitu al Qur’an tidak menjelaskan secara detail
bagaimana terjadinya alam semesta, yang mana membenarkan tentang teori ledakan
atau big bang dan meluas/ berkembangnya alam semesta. Dimana perkembangan alam
semesta yang kira-kira terdiri dari 10.000 milyar bintang yang masing-masing
masanya sekitar masa matahari, sehingga tidak dapat dibanyangkan. Maka
penciptaan alam ini dari ketiadaannya
memerlukan yang maha pencipta.
B.
SARAN
Kita sebagai
umat Islam harus lebih mengembangkan pengetahuan kita akan alam ciptaan
ALLAH yang sangat luas ini. Dan kita
harus dapat pula membaca tanda-tanda kebesarannya melalui ciptaan-Nya. Sehingga
kita dapat benar-benar menjadi hamba-hamba-Nya yang dicintai-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar