MAKALAH KESEHATAN MENTAL
“Macam-Macam Gangguan
Dan Penyakit Mental Dalam Islam”
KATA PENGANTAR
Puji
syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan petunjuknya, serta bimbingan dari orang tua, dosen, teman-teman,
serta yang lainnya karena kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MACAM-MACAM GANGGUAN DAN PENYAKIT MENTAL DALAM
ISLAM”guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental.
Saya menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan maupun
kekurangan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang disajikan. Oleh sebab
itu, saran dan kritik semua pihak yang terkait sangat di harapkan agar tugas
mata kuliah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tidak lupa pula kami
haturkan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kesehatan mental adalah fungsi terwujudnya keserasian
yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian
diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Akan tetapi
tidaklah mudah untuk seseorang mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Pastilah
kita perlu pembelajaran tingkah laku, serta pencegahan yang dimulai secara dini
untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia. Maka dari itu penelusurannya
diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung
atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa atau penyakit
jiwa.
B.
RUMUSAN MASALAH
C.
TUJUAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KESEHATAN
MENTAL
Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang
prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosuder untuk mempertinggi
kesehatan ruhani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau
dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, tentram. Menurut H.C. Witherington,
permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang
terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan
agama.[1]
Kesehatan mental juga dapat ditinjau dari segi Etimologi
dan Terminologi. Ditinjau dari segi etimologi kata mental berasal dari kata
latin, yaitu mens atau mentis yang berarti jiwa, nyawa, sukma, ruh, dan
semangat.[2]Sedangan
ditinjau dari segi terminologi kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari
gejala-gejala gangguan jiwa dan dari gejala penyakit jiwa. Menurut Zakiah
Daradjat, kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri
sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.[3]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental
adalah terhindarnya seseorang dari gangguan jiwa atau penyakit jiwa agar
terwujudnya sikap yang saling berinteraksi dengan diri sendiri maupun
lingkunngan agar tercipta hidup yang bermakna bahagia di dunia dan di akhirat.
B.
MACAM-MACAM GANGGUAN DAN
PENYAKIT MENTAL DALAM ISLAM
Secara sederhana dapat dikatakan, gangguan atau
penyakit mental itu adalah gangguan atau penyakit yang menghalangi seseorang
hidup sehat seperti yang diinginkan baik oleh diri individu itu sendiri maupun
oleh orang lain. Jumlah gangguan mental yang dapat
diidentifikasikan hampir tidak terbatas mulai dari kesulitan kesulitan
emosional yang singkat, meskipun merugikan
individu sampai pada gangguan mental yang ringan dan berat.Seseorang yang
mengalami kesehatan mental yang buruk berbeda dalam hal tingkat kesehatan jika
dibandingkan denganorang-orang yang memiliki kesehatan mental yang
baik.Klasifikasi gangguan mental banyak dan berbeda-beda antara bidang-bidang
yang terkait seperti psychiatry, psikologi sosiologi, dan antropologi.Pendekatan dari masing-masing bidang ini juga tidak
umum dan tidak menyeluruh.
Orang dapat memahami dengan lebih baik mengenai
penyesuaian-penyesuaian diri yang lebih normal dengan membicarakan
gangguan-gangguan tingkah laku yang berat. Secara
singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan
perawatan mental atau jiwa. Sama seperti
ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk
diteliti dan objek tersebut adalah manusia.
Berikut adalah beberapa macam-macam gangguan dan penyakit
mental, yakni:
1.
Gangguan-Gangguan
Kepribadian
Gangguan-gangguan kepribadian atau watak pada hakikatnya
harus dibedakan dari gangguan-gangguan mental lain karena gangguan-gangguan ini
disebabkan oleh kekurangan pada struktur kepribadian dan bukan pada fungsinya.
Pada umumnya, cacat struktural itu adalah pola tingkah laku tidak mampu
menyesuaikan diri yang berlangsung lama dan cirinya ialah memperlihatkan
gangguan tingkah laku itu sendiri dan bukan pengalaman kecemasan subjektif atau
perkembangan simtom-somtom mental atau emosional seperti yang terdapat pada
gangguan-gangguan lain.
Ada tiga faktor yang memisahkan orang-orang yang
mengalami gangguan-gangguan kepribadian dari orang-orang yang tidak mengalami
gangguan-gangguan itu. Pertama, orang-orang yang mengalami
gangguan-gangguan tersebut akan akan terus-menerus menggunakan tingkah
laku-tingkah laku itu, sedangkan orang-orang yang tidak mengalaminya akan
melakukannya hanya kadang-kadang saja. Kedua, orang-orang yang mengalami
gangguan-gangguan kepribadian akan memperlihatkan tingkah laku yang lebih
ekstrim. Ketiga, orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan
kepribadian itu menderita masalah-masalah yang berat dan berlangsung lama.[4]
Gangguan kepribadian sendiri dapat dikemukakan menjadi
tiga kelompok, yakni gangguan pola kepribadian, gangguan sifat kepribadian, dan
gangguan kepribadian sosiopatik.
a.
Gangguan Kepribadian
Sosiopatik
Ciri-ciri utama dari kelompok gangguan kepribadia
sosiopatik adalah tingkah laku yang menantang tuntutsn-tuntutan masyarakat atau
sekurang-kurangnya tidak mau menuruti tuntutan-tuntutan tersebut. Meskipun dia
mengalami perasaan tidak enak atau mengalami gangguan dalam hubungan anatar-pribadi,
namun unsur yang sangat penting ialah tingkah lakunya tidak konformis.
Meskipun pengelompokkan gangguan-gangguan kepribadian ini
pada umumnya menggambarkan tingkah laku yang khas pada setiap kelompok, namun
klasifikasi menjadi beberapa kelompok itu juga berdasarkan dinamika
perkembangan kepribadian yang berbeda. Jadi meskipun diagnosis gangguan pola
kepribadian, misalnya menggambarkan tipe tingkah laku tetapi juga menunjukkan
jenis tertentu kekurangan perkembangan pada struktur kepribadian.
b.
Gangguan-Gangguan Pola
Kepribadian
Gangguan-gangguan pola kepribadian
adalah gangguan-gangguan berat yang memberikan sedikit kemampuan kepada individu
untuk menangani situasi-situasi yang menekan.Dalam kasus-kasus tertentu faktor-faktor
konstitusional ada dan mungkin kritis. Terapi yang berlangsung lama dapat
membantu individu untuk memperoleh kemampuan menyesuaikan diri yang lebih
memuaskan selama ia berada di bawah program perawatan dapat berhasil. Tipe-tipe
gangguan polakepribadian yang terpenting adalah gangguan kepribadian paranoid,
gangguan kepribadian skizoid,gangguan kepribadian skizotipal, dan gangguan kepribadian perbatasan.
·
Gangguan Kepribadian
Paranoid
Orang yang
menderita gangguan kepribadian paranoid
biasanya kepekaan tajam dalam hubungan hubungan antar pribadi yang disertai
dengan kecenderungan untuk
memproyeksikan perasaan-perasaan curiga, cemburu yang ekstrem, dan iri hati dalam hubungan-hubungan itu
merupakan ciri yang sangat khas dari kepribadian paranoid. Lebih tepatnya seperti curiga dan tidak
percaya tanpa alasan terhadap orang-orang lain dan ia tetap berpendapat bahwa
orang lain menjadi ancaman bagi dirinya meskipun terdapat bukti yang kuat bahwa
sikapnya tidak dapat dibenarkan.
Karena orang yang menderita gangguan ini
beranggapan bahwa ancaman ancaman datang dari orang-orang yang berada di
sekitarnya, maka ia akan menjadi cemas,
tidak ramah, tanpa humor, dan suka berdebat dan ia sering “membesar-besarkan masalah-masalah
yang kecil”. Tidak adanya kepercayaan terhadap orang-orang lain dan tingkah
lakunya yang protektif mungkin akan merusak hubungan hubungan antar pribadi dan
performansi dirinya di bidang pekerjaan.Tetapi, orang yang mengalami gangguan
ini sering bekerja dengan cara sangat keras.
Dalam
keseluruhan penyesuaian dirinya ia seringkali dimiripkan dengan orang yang
memiliki kepribadian skizoid,meskipun agak kurang menyendiri, lebih kaku, dan
lebih teratur rapi.Orang yang paranoid sering cepat marah, sulit diajak
bergaul, dan bereaksi terhadap frustasi dengan gerakan “balas dendam”.Oleh
karena itu, cukup banyak diantara orang-orang yang mengalami gangguan ini
terkena tuntutan dan diajukan ke pengadilan.Stres yang berat mungkin
mendorongnya ke dalam psychosis paranoid.Gangguan kepribadian paranoid berbeda
dari gangguan delusional,yakni individu yang menderita gangguan delusional
memiliki delusi-delusi yang sudah terbentuk sedangkan individu yang menderita
gangguan kepribadian paranoid hanya memiliki kecurigaan dan ketidakpercayaan
terhadap orang-orang lain secara samar-samar.
Gangguan ini di diagnosis lebih umum terdapat pada pria dan tidak jelas
apa yang menyebabkannya.
·
Gangguan Kepribadian Skizoid
Simtom
utama gangguan kepribadian skizoid ialah tidak tertarik kepada orang-orang lain
atau hubungan-hubungan sosial. Orang
yang menderita gangguan kepribadian skizoid tidak hanya tidak bergaul dengan
orang-orang lain, tetapi ia juga jarang memberikan respon terhadap orang-orang
lain. Misalnya, dia Acuh Tak Acuh
terhadap pujian atau kritik dari orang-orang lain dan ia jarang memberi isyarat
timbal balik seperti tersenyum atau anggukan.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid adalah orang yang
menyendiri, tidak mampu memasuki hubungan-hubungan antar pribadi yang hangat.
Orang
yang mengalami gangguan kepribadian skizoid juga memperlihatkan emosi yang
sangat sedikit, dan dengan demikian Mereka kelihatannya menjauhkan diri, tanpa
humor, emosinya tumpul. Meskipun ia
memperlihatkan isolasi sosial dan efek yang tumpul yang merupakan ciri
khas skizofrenia, ia namun ia tidak
memperlihatkan bukti tentang gangguan pikiran dan dengan demikian ia tidak
dapat dianggap sebagai orang yang menderita skizofrenia.
·
Gangguan Kepribadian
Skizotipal
Individu yang mengalami gangguan kepribadian
skizotipal memiliki ciri-ciri skizofrenia jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang
yang mengalami gangguan kepribadian skizoid tetapi simtom-simtom nya tidak
begitu berat untuk membenarkan diagnosis skizofrenia. Orang yang menderita
gangguan ini memiliki kepercayaan-kepercayaan yang aneh (misalnya, ia mungkin
berpikir bahwa ia adalah ahli Nujum atau memiliki telepati jiwa), secara sosial aneh dan terisolasi atau memperlihatkan tingkah laku eksentrik
atau khas atau tidak memberi perhatian sedikitpun terhadap penampilan. Tetapi
meskipun simtom-simtom itu adat, namun orang yang mengalami gangguan
kepribadian skizotipal tetap berada pada sisi normal dalam garis yang
memisahkan orang-orang normal dari skizofrenia.
·
Gangguan Kepribadian
Perbatasan
Gangguan kepribadian
perbatasan adalah sebutan diagnosis yang relatif baru.Pada mulanya istilah
perbatasan digunakan untuk menyebut individu dan penyesuaian dirinya berada
pada perbatasan antara yang normal dan yang psychotic. Misalnya, kita akan menyebut individu sebagai
“pasien skizofrenia” berbatasan bila ia kalut,
tetapi tidak begitu kalut untuk diklasifikasikan sebagai orang yang
menderita skizofrenia.Dengan demikian,orang yang mengalami gangguan kepribadian
skizotipal akan disebut sebagai orang yang mengalami gangguan kepribadian
perbatasan.Tetapi, istilah perbatasan disini digunakan untuk menyebut gangguan
kepribadian dengan ciri utamanya adalah ketidakstabilan yang berat dalam tingkah laku, emosi,
identitas, dan hubungan-hubungan antar pribadi.
c.
Gangguan Gangguan Sifat
Kepribadian
Sifat
adalah cara yang tetap digunakan individu Dalam mengadakan respon terhadap
orang lain atau situasi situasi yang melingkupinya.Orang-orang dengan gangguan
sifat kepribadian berbeda denganorang-orang yang menderita gangguan pola kepribadian
karena manifestasi-manifestasi penyakit,kelihatannya mereka lebih tergantung
pada stres yang berasal dari lingkungan atau yang berasal dari dalam diri orang
sendiri.Individu-individu yang mendapat gangguan sifat kepribadian tidak dapat
berkembang ke arah reaksi-reaksi psychotic.
Dipandang dari segi dinamika kepribadian, gangguan
sifat kepribadian mungkin dianggap sebagai akibat fiksasi pada taraf penyesuaian diri yang lebih dini
dengan melebih-lebihkan pola-pola
tingkah laku tertentu atau sebagai akibat dari
pola regresif ke taraf yang lebih dini ini dapat menghadapi stres. Gangguan-gangguan sifat kepribadian itu
meliputi gangguan kepribadian pasif-agresif, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif,
gangguan kepribadian yang menghindar,
gangguan kepribadian dependen,
gangguan kepribadian histrionik,
gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian sadistik, dan
gangguan kepribadian yang merusak diri sendiri.
·
gangguan kepribadian pasif-agresif
Tipegangguan
sifat kepribadian ini dikelompokkan sebagai berikut: tipe pasif-defender, tipe pasif-agresif ,dan tipe agresif.
Tipe passive dependent, Ciri-ciri khas dari
Tipe passive dependent ialah tidak berdaya,
tidak tegas, dan tergantung pada orang lain. Apabila mereka dituntut untuk memikul tanggung
jawab atau mengambil prakarsa, mereka segera cemas dan panik.Dalam kebanyakan
situasi mereka membutuhkan dukungan emosional yang kuat. Orang yang
pasif dependen cenderung mengadakan hubungan hubungan manusia yang secara sepihak yang tidak
memuaskan bagi mereka sendiri dan orang lain.
Apabila mereka diberi setiap macam pelayanan di klinik atau diberikan
oleh suatu lembaga kesejahteraan keluarga, maka mereka akan berusaha dengan
gigi untuk melestarikan hubungan tersebut
Tipe pasif agresif, meskipun sikap Pasif mereka sama dengan tipe pasif dependen, namun orang-orang ini memiliki pola agresi
yang halus dan tak langsung pada hubungan mereka dengan orang lain. Mereka seringkali menghalang-halangi kegiatan
orang lain yang berhubungan dengan diri mereka dengan melawan secara pasif dan
dengan taktik taktik untuk menghalang-halangi secara halus.
Tipe agresif, Bentuk-bentuk
agresi mereka secara terbuka ialah menyebarkan desas-desus dan dengki. Individu-individu yang memperlihatkan reaksi
ini tidak pernah belajar menangani agresi agresi mereka, seperti halnya orang-orang dewasa, dengan
cara mengendalikan dan menyalurkannya secara fleksibel.
·
gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Orang-orang
dengan gangguan obsesif kompulsif memiliki kebutuhan yang tinggi akan
kesempurnaan, tata tertib, dan kontrol;
kehidupan mereka dikuasai oleh sifat yang teratur dan disiapkan dengan
baik. Masalah-masalah muncul karena
mereka berhenti pada keteraturan dan hal-hal yang kecil sehingga mereka tidak
dapat memulai proyek-proyek yang direncanakan.
Orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian
obsesif kompulsif tidak mampu mengadakan hubungan antar pribadi yang bermakna
karena mereka sangat terikat pada usaha supaya pekerjaan mereka teratur dan
tidak memiliki waktu untuk persahabatan.
Selanjutnya karena kebutuhan akan kontrol,
mereka sering berpendapat bahwa orang-orang lain melakukan hal-hal dengan cara
mereka sendiri dan tidak boleh memberi dan menerima yang dibutuhkan dalam
persahabatan. Juga kebutuhan mereka akan
kontrol menyebabkan pribadi mereka kaku, tidak ramah, dan tidak dapat merasakan
persahabatan yang hangat dan akrab.
Sifat mereka yang perfeksionis tik dan teliti sering menyusahkan
orang-orang yang ada di sekitar mereka dan seringkali menimbulkan masalah
masalah dalam hubungan antar pribadi Karena Mereka cenderung mengenakan norma-norma mereka kepada rekan-rekan mereka.
·
gangguan kepribadian yang
menghindar
Individu
yang mengalami gangguan kepribadian yang menghindar sangat peka terhadap
penolakan orang lain dan merasa terhina oleh penolakan itu. Karena mereka berpikir tentang
penolakan, maka individu-individu ini
menghindari hubungan dengan orang-orang lain kecuali kalau ada jaminan
bahwa mereka diterima tanpa dicela. Dengan kata lain, penghindaran adalah suatu
pertahanan dan bila mereka tidak
berusaha berteman dengan orang lain, maka mereka tidak akan mengalami resiko
ditolak.
karena
individu-individu
yang mengalami gangguan kepribadian ini tidak dapat memuaskan kebutuhan mereka
akan keakraban dan selalu merasakan seolah-olah mereka ditolak, maka mereka memiliki self-concept yang
rendah, serta menderita kecemasan dan
depresi. Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa tingkah laku orang yang mengalami gangguan kepribadian yang menghindar
dirancang untuk mengurangi kecemasan akan penolakan.
·
gangguan kepribadian
dependen
Gangguan
ini lebih sering kelihatan pada wanita, dan hal ini mungkin disebabkan oleh
fakta bahwa stereotipe wanita secara tradisional adalah dependensi. Penyebab gangguan ini tidak jelas, tetapi mungkin juga disebabkan karena tidak
adanya kepercayaan diri.
·
gangguan kepribadian histrionic
Ada
tiga karakteristik individu yang mengalami gangguan kepribadian
histrionik, pertama, orang seperti itu
biasanya menarik, mempesona, dan menggiurkan secara seksual. Freud berpendapat
bahwa tingkah laku individu histrionik yang tidak matang dan tidak konsisten
disebabkan karena ia tertarik pada seks dan juga takut akan seks. Kedua, individu histrionik ingin menjadi pusat
perhatian dan sering bertindak dalam cara-cara yang sangat dramatis dan
emosional untuk menarik perhatian.
Ketiga, walaupun memperlihatkan efek yang hebat, namun emosi dari
individu histrionik sangat dangkal dan emosinya mungkin cepat sekali berpindah
dari orang yang satu ke orang yang lain atau dari positif ke negatif.
Secara
keseluruhan individu in Irama tetapi tingkah lakunya dirancang untuk
menarik perhatian dan kepastian dan ia
dapat benar-benar menuntut perhatian, egocentric, dependent, sombong, kurang
menarik perhatian, dan manipulatif bila hal-hal tidak berjalan sebagaimana
mestinya.
·
gangguan kepribadian
narsistik
Individu
yang mengalami gangguan ini adalah orang yang merasa bahwa dirinya sangat
penting dan ia dikuasai oleh fantasi-fantasi tentang keberhasilan, kekuasaan,kecerdasan, atau kecantikan. Karena Ia berpikir bahwa ia adalah orang yang
istimewa, maka ia menuntut perhatian dan
kekaguman terus-menerus dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Apabila ia dikritik dan tidak dipuji, maka ia mengadakan respon dengan bersikap
Acuh Tak Acuh atau egonya mengembung mungkin menjadi kempis seperti sebuah
balon yang sudah ditusuk. Karena ia
sangat egosentrik, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan
hubungan dengan orang-orang lain.
·
gangguan kepribadian yang
merusak diri sendiri
Gangguan ini adalah suatu tambahan baru pada
daftar gangguan-gangguan kepribadian untuk individu yang menghindari atau
mengabaikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan masuk ke dalam
hubungan-hubungan atau situasi situasi di mana ia akan menderita dan tidak
membiarkan orang lain membantunya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa orang ini kelihatannya mencari
kegagalan.Beberapa ahli teori mengemukakan bahwa individu yang bertingkah laku
merusak diri sendiri berusaha untuk menghukum dirinya sendiri.Sampai sekarang
kita tidak memiliki banyak informasi mengenai gangguan ini dan penyebabnya.
2.
Reaksi-Reaksi Simtom Khusus
Reaksi-reaksi simtom khusus ini
meliputi gangguan tingkah laku disuruh tipe gangguan perkembangan gangguan
makan gangguan elimininasi eliminasi gangguan tidur gangguan kecemasan pada
masa kanak-kanak dan gangguan kebiasaan.[5]
3.
Gangguan-Gangguan Tingkah Laku Destruktif
Dua gangguan tingkah laku
distributif yang sangat penting adalah hiperaktivitas dan gangguan gangguan
tingkah laku. Perbedaan antara kedua
gangguan ini adalah tingkah laku individu individu yang mengalami gangguan
hiperaktivitas tidak dapat dikontrol,
sedangkantingkah laku individu individu yang mengalami gangguan gangguan
tingkah laku dapat dikontrol.
4.
Gangguan Hiperaktivitas
Anak-anak yang mengalami gangguan hiperaktivitas tidak mampu
memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang sama yang mengakibatkan munculnya
bermacam-macam tingkah laku deskriptif dan impulsif. Dalam jangka waktu yang lama tingkah laku
yang tidak tepat dan kurang adanya perhatian dapat menyebabkan masalah masalah
pribadi sosial dan akademis yang berat.Gangguan hiperaktivitas ini kelihatannya
terdapat pada anak-anak yang berusia sebelum 7 tahun dan gangguan ini lebih
banyak terdapat pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
5.
Gangguan Gangguan Tingkah Laku
Simtom-simtom dari gangguan gangguan ini adalah pola tingkah laku
buruk yang tetap dimana individu merusak
aturan-aturan dan melanggar hak orang lain.
Gangguan gangguan ini terjadi kira-kira sebesar 8% dari anak-anak yang
berusia 10 dan 11 tahun di daerah daerah perkotaan dan kira-kira 4% dari
anak-anak di daerah-daerah pedesaan.
Gangguan-gangguan ini lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada
anak perempuan. Gangguan tingkah laku
adalah penting tidak hanya karena gangguan ini menyebabkan masalah pada waktu
individu individu itu masih anak-anak tetapi juga karena gangguan ini ada
hubungannya dengan tingkah laku deskriptif dan kriminal dalam kehidupan
selanjutnya, dan banyak anak yang
mengalami gangguan tingkah laku akan menjadi penjahat ketika mereka menjadi
orang dewasa.
Tipe-tipe gangguan tingkah laku, Ada
dua subtipe utama gangguan tingkah laku yang ditimpa agresif soliter dan tipe kelompok. Ciri yang membedakan kedua tipe tersebut
adalah Apakah individu melakukan tingkah laku yang tidak tepat itu sendiri atau
bersama-sama dengan orang lain, yakni seseorang
diri atau sebagai seorang anggota geng.
Mereka berbeda dari orang-orang yang mengalami gangguan tingkah laku
lain yakni bukan melakukan tindakan melawan orang orang lain tetapi mereka
secara aktif mempertahankan diri terhadap atau menentang orang-orang lain.
6.
Gangguan Gangguan Perkembangan
Gangguan perkembangan adalah
masalah-masalah yang mengganggu perkembangan emosional dan akademis pada bayi-bayi dan anak-anak. Gangguan gangguan ini menimpa perkembangan
kognitif sosial tingkah laku dan emosional anak-anak yang menyebabkan kesulitan
yang luas dalam proses perkembangan.
Gangguan gangguan ini meliputi autisme anak-anak dan gangguan gangguan
perkembangan pervasif lain.
·
autisme kanak-kanak
Gangguan
perkembangan pervasif adalah gangguan yang berat pada pertumbuhan kognitif
sosial tingkah laku dan emosional anak yang sangat menghambat proses
perkembangan.Autisme dianggap merupakan gangguan
perkembangan pervasif baik dilihat dari segi pendidikan maupun dari segi
klinis.Autis mempengaruhi kualitas kualitas manusia yang penting jadi interaksi
interaksi antar pribadi dan komunikasi.
7.
Gangguan-Gangguan
Kecemasan
Kecemasan merupakan simtom utama atau penyebab dari
simtom-simtom yang lain. Misalnya, orang-orang yang mengalami depresi biasanya merasa
cemas dan kita sering meelihat kecemasan merupakan simtom dalam skizofrenia.
Perbedaan antara gangguan kecemasan dengan gangguan yang lainnya adalah bila
gangguan kecemasan merupakan simtom utama atau atau penyebab utama dari
simtom-simtom yang lain, sedangkan dalam simtom-simtom lain, kecemasan
merupakan akibat dari masalah-masalah yang lain.[6]
Terdapat beberapa simtom dari gangguan kecemasan, yakni:
·
Simtom suasan hati
Simtom suasana hati dalam
gangguan kecemasan adalah kecemasan, tegangan, panik, dan kekhawatiran. Tetapi symptom suasana hati yang lain adalah
depresi dan sifat mudah. Depresi dapat terjadi
karena individu mungkin tidak melihat sesuatu
pemecahan terhadap masalah Nya serta cepat menyerah dan mengaku bersalah. Depresi dan sifat mudah marah dilihat sebagai
sistem sistem sekunder karena keduanya disebabkan
oleh kecemasan yang merupakan simtom primer.
·
Gangguan-gangguan fobia
Fobia
adalah reaksi ketakutan yang hebat (abnormal)
terhadap situasi atau benda yang khusus.
Biasanya orang yang mengalami ketakutan hanya apabila berada dalam situasi yang khusus atau
apabila melihat benda yang khusus itu.Akan tetapi, kadang-kadang fobia juga
berkaitan dengan Obsesi. Dengan kata
lain, orang yang mengalami gangguan fobia mengetahui bahwa dasar dari ketakutannya itu dalam
kenyataannya tidak ada. Tetapi Meskipun
demikian, Iya tidak dapat berhenti dari
ketakutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar