Halaman

Minggu, 17 Maret 2019

Macam-Macam Gangguan Dan Penyakit Mental Dalam Islam


MAKALAH KESEHATAN MENTAL
“Macam-Macam Gangguan Dan Penyakit Mental Dalam Islam”



 

         
KATA PENGANTAR

     Puji syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuknya, serta bimbingan dari orang tua, dosen, teman-teman, serta yang lainnya karena kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MACAM-MACAM GANGGUAN DAN PENYAKIT MENTAL DALAM ISLAM”guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental.
     Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang disajikan. Oleh sebab itu, saran dan kritik semua pihak yang terkait sangat di harapkan agar tugas mata kuliah  ini dapat lebih baik lagi.
     Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tidak lupa pula kami haturkan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai.










BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kesehatan mental adalah fungsi terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Akan tetapi tidaklah mudah untuk seseorang mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Pastilah kita perlu pembelajaran tingkah laku, serta pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia. Maka dari itu penelusurannya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa atau penyakit jiwa.
B.     RUMUSAN MASALAH
C.    TUJUAN MASALAH












BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosuder untuk mempertinggi kesehatan ruhani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, tentram. Menurut H.C. Witherington, permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama.[1]
Kesehatan mental juga dapat ditinjau dari segi Etimologi dan Terminologi. Ditinjau dari segi etimologi kata mental berasal dari kata latin, yaitu mens atau mentis yang berarti jiwa, nyawa, sukma, ruh, dan semangat.[2]Sedangan ditinjau dari segi terminologi kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa dan dari gejala penyakit jiwa. Menurut Zakiah Daradjat, kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.[3]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan jiwa atau penyakit jiwa agar terwujudnya sikap yang saling berinteraksi dengan diri sendiri maupun lingkunngan agar tercipta hidup yang bermakna bahagia di dunia dan di akhirat.

B.     MACAM-MACAM GANGGUAN DAN PENYAKIT MENTAL DALAM ISLAM
Secara sederhana dapat dikatakan, gangguan atau penyakit mental itu adalah gangguan atau penyakit yang menghalangi seseorang hidup sehat seperti yang diinginkan baik oleh diri individu itu sendiri maupun oleh orang lain. Jumlah gangguan mental yang dapat diidentifikasikan hampir tidak terbatas mulai dari kesulitan kesulitan emosional yang  singkat, meskipun merugikan individu sampai pada gangguan mental yang ringan dan berat.Seseorang yang mengalami kesehatan mental yang buruk berbeda dalam hal tingkat kesehatan jika dibandingkan denganorang-orang yang memiliki kesehatan mental yang baik.Klasifikasi gangguan mental banyak dan berbeda-beda antara bidang-bidang yang terkait seperti psychiatry, psikologi sosiologi, dan antropologi.Pendekatan dari masing-masing bidang ini juga tidak umum dan tidak menyeluruh.
Orang dapat memahami dengan lebih baik mengenai penyesuaian-penyesuaian diri yang lebih normal dengan membicarakan gangguan-gangguan tingkah laku yang berat. Secara singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa.  Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia.
Berikut adalah beberapa macam-macam gangguan dan penyakit mental, yakni:
1.      Gangguan-Gangguan Kepribadian
Gangguan-gangguan kepribadian atau watak pada hakikatnya harus dibedakan dari gangguan-gangguan mental lain karena gangguan-gangguan ini disebabkan oleh kekurangan pada struktur kepribadian dan bukan pada fungsinya. Pada umumnya, cacat struktural itu adalah pola tingkah laku tidak mampu menyesuaikan diri yang berlangsung lama dan cirinya ialah memperlihatkan gangguan tingkah laku itu sendiri dan bukan pengalaman kecemasan subjektif atau perkembangan simtom-somtom mental atau emosional seperti yang terdapat pada gangguan-gangguan lain.
Ada tiga faktor yang memisahkan orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan kepribadian dari orang-orang yang tidak mengalami gangguan-gangguan itu. Pertama, orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan tersebut akan akan terus-menerus menggunakan tingkah laku-tingkah laku itu, sedangkan orang-orang yang tidak mengalaminya akan melakukannya hanya kadang-kadang saja. Kedua, orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan kepribadian akan memperlihatkan tingkah laku yang lebih ekstrim. Ketiga, orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan kepribadian itu menderita masalah-masalah yang berat dan berlangsung lama.[4]
Gangguan kepribadian sendiri dapat dikemukakan menjadi tiga kelompok, yakni gangguan pola kepribadian, gangguan sifat kepribadian, dan gangguan kepribadian sosiopatik.


a.      Gangguan Kepribadian Sosiopatik
Ciri-ciri utama dari kelompok gangguan kepribadia sosiopatik adalah tingkah laku yang menantang tuntutsn-tuntutan masyarakat atau sekurang-kurangnya tidak mau menuruti tuntutan-tuntutan tersebut. Meskipun dia mengalami perasaan tidak enak atau mengalami gangguan dalam hubungan anatar-pribadi, namun unsur yang sangat penting ialah tingkah lakunya tidak konformis.
Meskipun pengelompokkan gangguan-gangguan kepribadian ini pada umumnya menggambarkan tingkah laku yang khas pada setiap kelompok, namun klasifikasi menjadi beberapa kelompok itu juga berdasarkan dinamika perkembangan kepribadian yang berbeda. Jadi meskipun diagnosis gangguan pola kepribadian, misalnya menggambarkan tipe tingkah laku tetapi juga menunjukkan jenis tertentu kekurangan perkembangan pada struktur kepribadian.
b.      Gangguan-Gangguan Pola Kepribadian
Gangguan-gangguan pola kepribadian adalah gangguan-gangguan berat yang memberikan sedikit kemampuan kepada individu untuk menangani situasi-situasi yang menekan.Dalam kasus-kasus tertentu faktor-faktor konstitusional ada dan mungkin kritis. Terapi yang berlangsung lama dapat membantu individu untuk memperoleh kemampuan menyesuaikan diri yang lebih memuaskan selama ia berada di bawah program perawatan dapat berhasil. Tipe-tipe gangguan polakepribadian yang terpenting adalah gangguan kepribadian paranoid, gangguan kepribadian skizoid,gangguan kepribadian skizotipal,  dan gangguan kepribadian perbatasan.


·         Gangguan Kepribadian Paranoid
 Orang yang menderita  gangguan kepribadian paranoid biasanya kepekaan tajam dalam hubungan hubungan antar pribadi yang disertai dengan kecenderungan untuk  memproyeksikan perasaan-perasaan curiga, cemburu yang ekstrem,  dan iri hati dalam hubungan-hubungan itu merupakan ciri yang sangat khas dari kepribadian paranoid.  Lebih tepatnya seperti curiga dan tidak percaya tanpa alasan terhadap orang-orang lain dan ia tetap berpendapat bahwa orang lain menjadi ancaman bagi dirinya meskipun terdapat bukti yang kuat bahwa sikapnya tidak dapat dibenarkan.
Karena orang yang menderita gangguan ini beranggapan bahwa ancaman ancaman datang dari orang-orang yang berada di sekitarnya,  maka ia akan menjadi cemas, tidak ramah, tanpa humor, dan suka berdebat dan ia sering “membesar-besarkan masalah-masalah yang kecil”. Tidak adanya kepercayaan terhadap orang-orang lain dan tingkah lakunya yang protektif mungkin akan merusak hubungan hubungan antar pribadi dan performansi dirinya di bidang pekerjaan.Tetapi, orang yang mengalami gangguan ini sering bekerja dengan cara sangat keras.
Dalam keseluruhan penyesuaian dirinya ia seringkali dimiripkan dengan orang yang memiliki kepribadian skizoid,meskipun agak kurang menyendiri, lebih kaku, dan lebih teratur rapi.Orang yang paranoid sering cepat marah, sulit diajak bergaul, dan bereaksi terhadap frustasi dengan gerakan “balas dendam”.Oleh karena itu, cukup banyak diantara orang-orang yang mengalami gangguan ini terkena tuntutan dan diajukan ke pengadilan.Stres yang berat mungkin mendorongnya ke dalam psychosis paranoid.Gangguan kepribadian paranoid berbeda dari gangguan delusional,yakni individu yang menderita gangguan delusional memiliki delusi-delusi yang sudah terbentuk sedangkan individu yang menderita gangguan kepribadian paranoid hanya memiliki kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap orang-orang lain secara samar-samar.  Gangguan ini di diagnosis lebih umum terdapat pada pria dan tidak jelas apa yang menyebabkannya.
·         Gangguan Kepribadian Skizoid
Simtom utama gangguan kepribadian skizoid ialah tidak tertarik kepada orang-orang lain atau hubungan-hubungan sosial.  Orang yang menderita gangguan kepribadian skizoid tidak hanya tidak bergaul dengan orang-orang lain, tetapi ia juga jarang memberikan respon terhadap orang-orang lain.  Misalnya, dia Acuh Tak Acuh terhadap pujian atau kritik dari orang-orang lain dan ia jarang memberi isyarat timbal balik seperti tersenyum atau anggukan.  Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid adalah orang yang menyendiri, tidak mampu memasuki hubungan-hubungan antar pribadi yang hangat.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid juga memperlihatkan emosi yang sangat sedikit, dan dengan demikian Mereka kelihatannya menjauhkan diri, tanpa humor, emosinya tumpul.  Meskipun ia memperlihatkan isolasi sosial dan efek yang tumpul yang merupakan ciri khas  skizofrenia, ia namun ia tidak memperlihatkan bukti tentang gangguan pikiran dan dengan demikian ia tidak dapat dianggap sebagai orang yang menderita skizofrenia.
·         Gangguan Kepribadian Skizotipal
Individu yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal memiliki ciri-ciri skizofrenia  jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian skizoid tetapi simtom-simtom nya tidak begitu berat untuk membenarkan diagnosis skizofrenia. Orang yang menderita gangguan ini memiliki kepercayaan-kepercayaan yang aneh (misalnya, ia mungkin berpikir bahwa ia adalah ahli Nujum atau memiliki telepati jiwa),  secara sosial aneh dan terisolasi  atau memperlihatkan tingkah laku eksentrik atau khas atau tidak memberi perhatian sedikitpun terhadap penampilan. Tetapi meskipun simtom-simtom itu adat, namun orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal tetap berada pada sisi normal dalam garis yang memisahkan orang-orang normal dari skizofrenia.
·         Gangguan Kepribadian Perbatasan
Gangguan kepribadian perbatasan adalah sebutan diagnosis yang relatif baru.Pada mulanya istilah perbatasan digunakan untuk menyebut individu dan penyesuaian dirinya berada pada perbatasan antara yang normal dan yang psychotic.  Misalnya, kita akan menyebut individu sebagai “pasien skizofrenia” berbatasan bila ia kalut,  tetapi tidak begitu kalut untuk diklasifikasikan sebagai orang yang menderita skizofrenia.Dengan demikian,orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal akan disebut sebagai orang yang mengalami gangguan kepribadian perbatasan.Tetapi, istilah perbatasan disini digunakan untuk menyebut gangguan kepribadian dengan ciri utamanya adalah ketidakstabilan  yang berat dalam tingkah laku, emosi, identitas, dan hubungan-hubungan antar pribadi.
c.       Gangguan Gangguan Sifat Kepribadian
Sifat adalah cara yang tetap digunakan individu Dalam mengadakan respon terhadap orang lain atau situasi situasi yang melingkupinya.Orang-orang dengan gangguan sifat kepribadian berbeda denganorang-orang yang menderita gangguan pola kepribadian karena manifestasi-manifestasi penyakit,kelihatannya mereka lebih tergantung pada stres yang berasal dari lingkungan atau yang berasal dari dalam diri orang sendiri.Individu-individu yang mendapat gangguan sifat kepribadian tidak dapat berkembang ke arah reaksi-reaksi psychotic.
Dipandang dari segi dinamika kepribadian, gangguan sifat kepribadian mungkin dianggap sebagai akibat fiksasi  pada taraf penyesuaian diri yang lebih dini dengan melebih-lebihkan  pola-pola tingkah laku tertentu atau sebagai akibat dari  pola regresif ke taraf yang lebih dini ini dapat menghadapi stres.  Gangguan-gangguan sifat kepribadian itu meliputi gangguan kepribadian pasif-agresif,  gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, gangguan kepribadian yang menghindar,  gangguan kepribadian dependen,  gangguan kepribadian histrionik,  gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian sadistik, dan gangguan kepribadian yang merusak diri sendiri.
·         gangguan kepribadian pasif-agresif
Tipegangguan sifat kepribadian ini dikelompokkan sebagai berikut:  tipe pasif-defender, tipe pasif-agresif ,dan tipe agresif.
Tipe passive dependent, Ciri-ciri khas dari Tipe passive dependent ialah tidak berdaya,  tidak tegas, dan tergantung pada orang lain.  Apabila mereka dituntut untuk memikul tanggung jawab atau mengambil prakarsa, mereka segera cemas dan panik.Dalam kebanyakan situasi mereka membutuhkan dukungan emosional yang kuat.  Orang yang  pasif dependen cenderung mengadakan hubungan hubungan  manusia yang secara sepihak yang tidak memuaskan bagi mereka sendiri dan orang lain.  Apabila mereka diberi setiap macam pelayanan di klinik atau diberikan oleh suatu lembaga kesejahteraan keluarga, maka mereka akan berusaha dengan gigi untuk melestarikan hubungan tersebut
Tipe pasif agresif, meskipun sikap Pasif mereka sama dengan tipe pasif dependen,  namun orang-orang ini memiliki pola agresi yang halus dan tak langsung pada hubungan mereka dengan orang lain.  Mereka seringkali menghalang-halangi kegiatan orang lain yang berhubungan dengan diri mereka dengan melawan secara pasif dan dengan taktik taktik untuk menghalang-halangi secara halus.
Tipe agresif, Bentuk-bentuk agresi mereka secara terbuka ialah menyebarkan desas-desus dan dengki.  Individu-individu yang memperlihatkan reaksi ini tidak pernah belajar menangani agresi agresi mereka,  seperti halnya orang-orang dewasa, dengan cara mengendalikan dan menyalurkannya secara fleksibel.
·         gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Orang-orang dengan gangguan obsesif kompulsif memiliki kebutuhan yang tinggi akan kesempurnaan,  tata tertib, dan kontrol; kehidupan mereka dikuasai oleh sifat yang teratur dan disiapkan dengan baik.  Masalah-masalah muncul karena mereka berhenti pada keteraturan dan hal-hal yang kecil sehingga mereka tidak dapat memulai proyek-proyek yang direncanakan.
Orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian obsesif kompulsif tidak mampu mengadakan hubungan antar pribadi yang bermakna karena mereka sangat terikat pada usaha supaya pekerjaan mereka teratur dan tidak memiliki waktu untuk persahabatan.  Selanjutnya karena kebutuhan akan kontrol, mereka sering berpendapat bahwa orang-orang lain melakukan hal-hal dengan cara mereka sendiri dan tidak boleh memberi dan menerima yang dibutuhkan dalam persahabatan.  Juga kebutuhan mereka akan kontrol menyebabkan pribadi mereka kaku, tidak ramah, dan tidak dapat merasakan persahabatan yang hangat dan akrab.  Sifat mereka yang perfeksionis tik dan teliti sering menyusahkan orang-orang yang ada di sekitar mereka dan seringkali menimbulkan masalah masalah dalam hubungan antar pribadi Karena Mereka cenderung mengenakan  norma-norma mereka kepada rekan-rekan mereka.
·         gangguan kepribadian yang menghindar
Individu yang mengalami gangguan kepribadian yang menghindar sangat peka terhadap penolakan orang lain dan merasa terhina oleh penolakan itu.  Karena mereka berpikir tentang penolakan,  maka individu-individu ini menghindari hubungan dengan orang-orang lain kecuali kalau ada jaminan bahwa  mereka diterima tanpa dicela.  Dengan kata lain, penghindaran adalah suatu pertahanan dan  bila mereka tidak berusaha berteman dengan orang lain, maka mereka tidak akan mengalami resiko ditolak.
karena individu-individu yang mengalami gangguan kepribadian ini tidak dapat memuaskan kebutuhan mereka akan keakraban dan selalu merasakan seolah-olah mereka ditolak,  maka mereka memiliki self-concept yang rendah,   serta menderita kecemasan dan depresi.  Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkah laku orang yang mengalami gangguan kepribadian yang menghindar dirancang untuk mengurangi kecemasan akan penolakan.
·         gangguan kepribadian dependen
Gangguan ini lebih sering kelihatan pada wanita, dan hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa stereotipe wanita secara tradisional adalah dependensi.  Penyebab gangguan ini tidak jelas,  tetapi mungkin juga disebabkan karena tidak adanya kepercayaan diri.
·         gangguan kepribadian histrionic
Ada tiga karakteristik individu yang mengalami gangguan kepribadian histrionik,  pertama, orang seperti itu biasanya menarik, mempesona, dan menggiurkan secara seksual. Freud berpendapat bahwa tingkah laku individu histrionik yang tidak matang dan tidak konsisten disebabkan karena ia tertarik pada seks dan juga takut akan seks.  Kedua, individu histrionik ingin menjadi pusat perhatian dan sering bertindak dalam cara-cara yang sangat dramatis dan emosional untuk menarik perhatian.  Ketiga, walaupun memperlihatkan efek yang hebat, namun emosi dari individu histrionik sangat dangkal dan emosinya mungkin cepat sekali berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain atau dari positif ke negatif.
Secara keseluruhan individu in Irama tetapi tingkah lakunya dirancang untuk menarik  perhatian dan kepastian dan ia dapat benar-benar menuntut perhatian, egocentric, dependent, sombong, kurang menarik perhatian, dan manipulatif bila hal-hal tidak berjalan sebagaimana mestinya.
·         gangguan kepribadian narsistik
Individu yang mengalami gangguan ini adalah orang yang merasa bahwa dirinya sangat penting dan ia dikuasai oleh fantasi-fantasi tentang keberhasilan,  kekuasaan,kecerdasan, atau kecantikan.  Karena Ia berpikir bahwa ia adalah orang yang istimewa,  maka ia menuntut perhatian dan kekaguman terus-menerus dari orang-orang yang ada di sekitarnya.  Apabila ia dikritik dan tidak dipuji,  maka ia mengadakan respon dengan bersikap Acuh Tak Acuh atau egonya mengembung mungkin menjadi kempis seperti sebuah balon yang sudah ditusuk.  Karena ia sangat egosentrik, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan dengan orang-orang lain.
·         gangguan kepribadian yang merusak diri sendiri
Gangguan ini adalah suatu tambahan baru pada daftar gangguan-gangguan kepribadian untuk individu yang menghindari atau mengabaikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan masuk ke dalam hubungan-hubungan atau situasi situasi di mana ia akan menderita dan tidak membiarkan orang lain membantunya.  Secara singkat dapat dikatakan bahwa orang ini kelihatannya mencari kegagalan.Beberapa ahli teori mengemukakan bahwa individu yang bertingkah laku merusak diri sendiri berusaha untuk menghukum dirinya sendiri.Sampai sekarang kita tidak memiliki banyak informasi mengenai gangguan ini dan penyebabnya.

2.      Reaksi-Reaksi Simtom Khusus
Reaksi-reaksi simtom khusus ini meliputi gangguan tingkah laku disuruh tipe gangguan perkembangan gangguan makan gangguan elimininasi eliminasi gangguan tidur gangguan kecemasan pada masa kanak-kanak dan gangguan kebiasaan.[5]

3.      Gangguan-Gangguan Tingkah Laku Destruktif
Dua gangguan tingkah laku distributif yang sangat penting adalah hiperaktivitas dan gangguan gangguan tingkah laku.  Perbedaan antara kedua gangguan ini adalah tingkah laku individu individu yang mengalami gangguan hiperaktivitas tidak dapat dikontrol,  sedangkantingkah laku individu individu yang mengalami gangguan gangguan tingkah laku dapat dikontrol.

4.      Gangguan Hiperaktivitas
Anak-anak yang mengalami gangguan hiperaktivitas tidak mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang sama yang mengakibatkan munculnya bermacam-macam tingkah laku deskriptif dan impulsif.  Dalam jangka waktu yang lama tingkah laku yang tidak tepat dan kurang adanya perhatian dapat menyebabkan masalah masalah pribadi sosial dan akademis yang berat.Gangguan hiperaktivitas ini kelihatannya terdapat pada anak-anak yang berusia sebelum 7 tahun dan gangguan ini lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

5.      Gangguan Gangguan Tingkah Laku
Simtom-simtom dari gangguan gangguan ini adalah pola tingkah laku buruk yang tetap  dimana individu merusak aturan-aturan dan melanggar hak orang lain.  Gangguan gangguan ini terjadi kira-kira sebesar 8% dari anak-anak yang berusia 10 dan 11 tahun di daerah daerah perkotaan dan kira-kira 4% dari anak-anak di daerah-daerah pedesaan.  Gangguan-gangguan ini lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada anak perempuan.  Gangguan tingkah laku adalah penting tidak hanya karena gangguan ini menyebabkan masalah pada waktu individu individu itu masih anak-anak tetapi juga karena gangguan ini ada hubungannya dengan tingkah laku deskriptif dan kriminal dalam kehidupan selanjutnya,  dan banyak anak yang mengalami gangguan tingkah laku akan menjadi penjahat ketika mereka menjadi orang dewasa.
Tipe-tipe gangguan tingkah laku, Ada dua subtipe utama gangguan tingkah laku yang ditimpa agresif soliter dan tipe kelompok.   Ciri yang membedakan kedua tipe tersebut adalah Apakah individu melakukan tingkah laku yang tidak tepat itu sendiri atau bersama-sama dengan orang lain,  yakni seseorang diri atau sebagai seorang anggota geng.  Mereka berbeda dari orang-orang yang mengalami gangguan tingkah laku lain yakni bukan melakukan tindakan melawan orang orang lain tetapi mereka secara aktif mempertahankan diri terhadap atau menentang orang-orang lain.

6.      Gangguan Gangguan Perkembangan
Gangguan perkembangan adalah masalah-masalah yang mengganggu perkembangan emosional dan akademis pada bayi-bayi dan anak-anak.  Gangguan gangguan ini menimpa perkembangan kognitif sosial tingkah laku dan emosional anak-anak yang menyebabkan kesulitan yang luas dalam proses perkembangan.  Gangguan gangguan ini meliputi autisme anak-anak dan gangguan gangguan perkembangan  pervasif lain.
·         autisme kanak-kanak
Gangguan perkembangan pervasif adalah gangguan yang berat pada pertumbuhan kognitif sosial tingkah laku dan emosional anak yang sangat menghambat proses perkembangan.Autisme dianggap merupakan gangguan perkembangan pervasif baik dilihat dari segi pendidikan maupun dari segi klinis.Autis mempengaruhi kualitas kualitas manusia yang penting jadi interaksi interaksi antar pribadi dan komunikasi.

7.      Gangguan-Gangguan Kecemasan
Kecemasan merupakan simtom utama atau penyebab dari simtom-simtom yang lain. Misalnya, orang-orang yang mengalami depresi biasanya merasa cemas dan kita sering meelihat kecemasan merupakan simtom dalam skizofrenia. Perbedaan antara gangguan kecemasan dengan gangguan yang lainnya adalah bila gangguan kecemasan merupakan simtom utama atau atau penyebab utama dari simtom-simtom yang lain, sedangkan dalam simtom-simtom lain, kecemasan merupakan akibat dari masalah-masalah yang lain.[6]
Terdapat beberapa simtom dari gangguan kecemasan, yakni:
·         Simtom suasan hati
Simtom suasana hati dalam gangguan kecemasan adalah kecemasan, tegangan, panik, dan kekhawatiran.  Tetapi symptom suasana hati yang lain adalah depresi dan sifat mudah.  Depresi dapat terjadi karena individu mungkin tidak melihat sesuatu  pemecahan terhadap masalah Nya serta cepat menyerah dan  mengaku bersalah.  Depresi dan sifat mudah marah dilihat sebagai sistem sistem sekunder karena  keduanya disebabkan oleh kecemasan yang merupakan simtom primer.
·         Gangguan-gangguan fobia
Fobia adalah reaksi ketakutan yang hebat (abnormal)  terhadap situasi atau benda yang khusus.  Biasanya orang yang mengalami ketakutan hanya apabila berada dalam situasi yang khusus atau apabila melihat benda yang khusus itu.Akan tetapi, kadang-kadang fobia juga berkaitan dengan Obsesi.  Dengan kata lain, orang yang mengalami gangguan fobia mengetahui bahwa  dasar dari ketakutannya itu dalam kenyataannya tidak ada.  Tetapi Meskipun demikian,  Iya tidak dapat berhenti dari ketakutan.
























             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar