Halaman

Minggu, 17 Maret 2019

EKOSISTEM

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sejatinya, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung pada kehadiran organism lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada disekitarnya. Kehadiran organism lain dan berbagai komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll. Hubungan antar organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu sistem ekologi atau sering disebut ekosistem (Soerjani, 1985).
Ekosistem alam yang didalamnya tercakup unsur-unsur hayati dan unsur-unsur non-hayati yang saling mempengaruhi dan tidak terpisahkan yang membentuk suatu sistem ekologi.Jadi ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.Ekosistem merupakan sataun fungsional dasar dalam ekologoi karena didalamnya tercakup komponen autotrofik dan heterotrofik(Soerjani, 1985).
Ekosistem pertama kali dikemukakan oleh tansley pada tahun 1935. Sistem ini mempunyai beberapa nama lain, Forbs tahun 1887 menyebut ekosistem sebagai mikrokosm; Friederich tahun 1930 menyebut holocoen, dan Theinemann tahun 1939 menyebut biosistem(Soerjani, 1985).
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut sebagai berikut:
1.      Apa pengertian ekosistem?
2.      Apa saja struktur dan fungsi ekosistem?
3.      Bagaimana aliran daur energy dan materi, serta contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
4.  Bagaimana siklus materi dan macam – macam siklus materi?

C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian dari ekosistem.
2.      Mengetahui  struktur dan fungsi dari ekosistem.
3.      Mengetahui langkah-langkah aliran daur energy dan materi, serta contoh makanan dan jaring-jaring makanan.
4.      Mengetahui siklus materi dan macam – macam siklus materi































BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu proses yang membentuk hubungan antara timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik ( tidak hidup) yang terlibat dalam ekosistem ini, komponen ini saling berhubungan contohnya hanya hubungan hewan dengan air. Hubungan antara kehidupan dan tidak hidup ini akan membentuk suatu hubungan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsi masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga (Chiras, 1985).

B.     Struktur  Ekosistem
Menurut Kilham 1996 ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu:
1.        Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati, meliputi :
a. Tanah
Sifat-sifat  fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.
b. Air
Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
c. Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup.Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.
d. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
e. Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.
2.        Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Contoh : semua tumbuhan hijau
b. Konsumen
Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : hewan dan manusia
     Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen
     Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan
b. Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.
Contoh : karnivora/hewan pemakan daging
c.  Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II
Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.
d. Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.
3.  Pengurai
Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara.
Contoh : bakteri dan jamur.


C.    Aliran Daur Energi dan Materi
Menurut pendapat Delvian, 2006 aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada peristiwa makan dan dimakan antara komponen biotik dalam suatu ekosistem yang berarti terjadi perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya. Perpindahan materi atau zat dan energi dari makhluk yang satu ke makhluk yang lain disebut aliran materi dan energi.

Sumber energi utama bagi semua kehidupan di bumi adalah energi cahaya matahari. Dan hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energi matahari untuk aktivitas hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka energi matahari yang telah digunakan oleh makhluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi, tetapi akan lepas ke alam bebas karena peristiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan. Peristiwa perpindahan energi dalam ekosistem disebut aliran energi, dan karena perpindahan energi hanya satu arah saja, maka pada energi tidak ada siklus energi.

1.      Daur Materi
Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu rantai makanan.Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi (H2O / air dan CO2 / karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energi dari matahari. Secara sederhana reaksinya adalah:
6 H2O + 6 CO2 -------> C6H12O6 + 6 O2
Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai proses akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi materi memiliki siklus, misalnya siklus Karbon atau daur karbon.

2.      Daur Karbon
 Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO2), yang banyak terdapat bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta terdapat di kerak bumi dalam bentuk batu bara dan minyak bumi (bahan bakar minyak).
Karbondioksida masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang terdapat di darat atau di perairan menggunakan CO2untuk membentuk senyawa organik yaitu karbohidrat melalui proses fotosintesis. Senyawa organik yang dihasilkan produsen ini menjadi sumber makanan bagi organisme heterotof khususnya herbivora. Apabila herbivora dimakan oleh karnivora maka senyawa organik dari herbivora akan diubah menjadi bentuk lain. Respirasi dari organisme seperti tumbuhan, hewan maka akan membebaskan karbon dioksida ke udara bebas. Dan jika tumbuhan, hewan, serta manusia yang mati akan di uraikan, salah satunya akan menjadi  karbondioksida.

3.      Produktivitas Primer
          Produktivitas primer adalah kecepatan tumbuhan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik.Energi cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup, dan hanya sebagian kecil energi cahaya matahari yang dapat diserap oleh tumbuhan hijau. Total produktivitas primer disebut juga produktivitas primer kotor (PPK).
Tidak semua produktivitas disimpan sebagai bahan organik tetapi sebagian akan digunakan oleh tumbuhan untuk proses respirasi sellulernya. Produktivitas primer bersih (PPB) adalah produktivitas primer kotor (PPK) dikurangi energi untuk respirasi (R).Produktivitas primer untuk setiap ekosistem berbeda, karena banyaknya produk ekosistem tersebut sangat tergantung pada kemampuan komponen ekosistem dalam menyusun zat organik.Pengukuran produktivitas sulit dilakukan, pengukuran yang lebih mudah yaitu menelusuri perpindahan energi makanan dari satu organisme ke organisme lainnya.Misalnya menghitung berapa helai daun yang dimakan ulat, berapa fitoplankton yang dimakan kopepoda, atau berapa ekor tikus yang dimakan burung hantu.


4. Produktivitas sekunder
Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrof atau konsumen mengubah energi kimia menjadi simpanan energi kimia baru.
Konsumen dapat menggunakan bahan organik yang tersimpan pada organisme autotrof (produsen) sebagai bahan makanan. Dari bahan makanan tersebut konsumen mendapatkan energi yang akan dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas hidup dan disimpan dalam bentuk makanan cadangan. Misalnya: ayam memakan biji jagung, berarti energi kimia yang tersimpan dalam biji jagung berpindah ke ayam. Perpindahan energi biasanya akan melepaskan sedikit energi dalam bentuk panas. Sebagian energi kimia yang dimakan oleh ayam akan digunakan untuk kegiatan hidupnya dan sebagian lagi akan disimpan dalam jaringan sebagai energi potensial berupa bahan makanan cadangan. Kemudian ayam akan dimakan oleh ular dan selanjutnya ular akan dimakan oleh burung elang. Burung elang akan mati lalu diuraikan oleh pengurai dan pengurai memperoleh energi kimia terakhir yang terkandung pada tubuh burung elang yang mati.
Dengan demikian produktivitas sekunder akan menjadi berkurang pada saat terjadi perpindahan energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya, sehingga energi kimia yang tersedia bagi konsumen tingkat tertinggi semakin berkurang. Artinya semakin pendek suatu rantai makanan, semakin sedikit kehilangan energi yang dapat digunakan, sehingga produktivitas sekunder makin besar.
4.      Piramida Ekologi
Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit .Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier.Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah.Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida.
Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah.
5.      Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi. 
6.      Piramida Biomassa 
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.  Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.

a.       Rantai makanan
Untuk kelangsungan hidupnya semua organisme membutuhkan energi.Energi diperoleh dari bahan organik. Bahan organik yang mengandung energi dihasilkan oleh organisme autotrof atau tumbuhan hijau dengan bantuan energi cahaya matahari dan karbondioksida (CO2) serta air (H2O) melalui proses fotosintesis.. Energi yang berasal dari bahan organik disebut energi kimia,dan energi ini akan mengalami perpindahan dari organisme satu ke organisme yang lain. Proses perpindahan materi dan energi melalui peristiwa makan dan dimakan suatu organisme dengan urutan tertentu disebut rantai makanan.
Misalnya: tumbuhan dimakan oleh herbivora, herbivora dimakan karnivora (konsumen tingkat I atau konsumen primer), lalu konsumen primer dimakan konsumen tingkat II atau konsumen sekunder), dan konsumen sekunder dimakan oleh konsumen tertier.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.Organisme autotrof yaitu organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, seperti tumbuhan dan fitoplankton. Tetapi ada beberapa jenis organisme autotrof yang tidak menggunakan energi matahari untuk membuat bahan organik, melainkan dengan zat kimia yang disebut kemoautotrof, misalnya bakteri sulfur, bakteri besi.
Tingkat selanjutnya yang merupakan tingkat trofik kedua yaitu hewan pemakan tumbuhan yang disebut herbivora atau konsumen primer.Untuk tingkat trofik ketiga adalah hewan pemakan konsumen primer yang disebut konsumen sekunder, terdiri dari hewan-hewan karnivora atau pemangsa hewan lainnya.Sedangkan konsumen tersier terdiri dari hewan pemakan konsumen sekunder yang menempati tingkat trofik keempat, dan seterusnya hingga membentuk puncak piramida.Jumlah tingkat trofik antar ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak selalu sama.
1.      Macam Rantai Makanan
Berdasarkan komponen tingkat trofiknya, rantai makanan ada dua macam yaitu:
a). Rantai makanan perumput.
Yaitu rantai makanan dimana tingkat trofik pembentuk rantai makanan terdiri dari produsen atau tumbuhan hijau.
Misalnya: padi ---> belalang --> katak ---> ular ---> burung elang
b). Rantai makanan detritus.
Yaitu rantai makanan dimana tingkat trofik pembentuk rantai makanan terdiri dari detritus.Misalnya : detritus ---> cacing tanah --> burung jalak putih --> burung elang
Detritus adalah fragmen (hancuran) dari organisme (hewan dan tumbuhan) yang mati dan sisa organisme seperti: kotoran hewan, daun, ranting yang gugur yang diuraikan oleh pengurai (dekomposer).
Kemudian yang termasuk Organisme pemakan detritus disebut detritivor, misalnya cacing, rayap, keluwing dan sebagainya.

b.      Jaring-jaring Makanan

 Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Misalnya: bunga sepatu daunnya dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung elang.Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang.Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai makanan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.

D.    Siklus Materi
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi.Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup (Indriyanto, 2010).
Pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup dapat juga disebut dengan siklus materi.Suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang, namun materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang.Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan sehingga disebut siklus materi (Delvian, 2006).
1.      Macam – macam siklus materi
Terdapat banyak macam materi dalam ekosistem yang mengalami perputaran siklus, namun ada 5 macam siklus materi yang umum dikenal, yaitu:

a.       Siklus air
Energi dari Matahari menghangatkan permukaan bumi dan menyebabkan air menguap dari lautan dan danau.Air berubah menjadi uap air ketika menguap, dan uap air memasuki atmosfer.Di atmosfer, uap air mendingin dan berubah kembali menjadi cair air dalam bentuk awan (kondensasi).Air kemudian kembali ke permukaan bumi sebagai hujan atau salju (curah hujan).Beberapa hujan dan salju yang mencair tenggelam ke dalam tanah.Tanah ini merembes turun melalui bebatuan dan tanah ke meja air dan akhirnya kembali ke laut.Beberapa hujan dan salju mencair lari ke sungai. Air dari sungai mengalir ke danau dan lautan , dimana siklus dimulai lagi.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah.Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh.Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer.Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat.Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut.Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pendek (Killham, 1996)

2.      Siklus karbon dan  oksigen
Karbon merupakan salah satu unsur yang mengalami daur ulang dalam ekosistem.Di atmosfer Karbon terikat dalam bentuk senyawa karbon dioksida (CO2).Dimulai dari karbon yang ada di atmosfer berpindah melalui tumbuhan yang bertindak sebagai produsen, konsumen, dan organisme pengurai kemudian kembali lagi ke atmosfer dalam bentuk karbondoksida (CO2) (Indriyanto, 2010).
Karbondioksida memiliki pengaruh radiasi panas dari bumi karena karbon dioksida merupakan bagian esensial udara.Radiasi panas dapat membentuk persediaan karbon anorganik. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau (produsen) merupakan proses pengubahan karbon dioksida sebagai karbon anorganik menjadi karbohidrat sebagai senyawa hidrokarbon yang dalam hal pengubahan karbon disebut juga senyawa karbon organic dalam tubuh tumbuhan disertai dengan penyimpanan energy yang bersumber dari radiasi matahari, sehingga dalam tubuh tumbuhan tersimpan energy yang disebut energy biokimia tersimpan bersama senyawa organic kompleks(Indriyanto, 2010).
Sebagian karbon organic akan terurai dan CO2 dibebaskan lagi ke udara melalui respirasi, sebagian karbon organic lainnya diubah menjadi senyawa organic kompleks dalam tubuh tumbuhan  selama pertumbuhannya.  Senyawa organic tersebut akan ditransfer ke dalam tubuh konsumen melalui proses interaksi dalam rantai makanan maupun jaringan makanan, sehimgga sebagian dari senyawa karbon organic akan tetap berada dalam tubuh konsumen sampai mati. Setelah produsen dan konsumen mati, maka senyawa organic akan segera terurai lagi melalui proses penguraian (dekomposisi) oleh organism pengurai dan karbon akan dilepas sebagai CO2 dan masuk ke udara atau ke dalam air. Bahan karbonat yang tidak mudah terurai dalam waktu yang lama akan berubah menjadi batu kapur, arang dan minyak yang disebut bahan bakar fosil(Indriyanto, 2010).
Jumlah karbon yang tersimpan dalam ekosistem berbeda-beda. Pada ekosistem dengan komunitas tumbuhan sempurna dan keanekaragaman spesies tumbuhannya tinggi, maka produksi karbon dioksida baik oleh aktivitas organisme pengurai, proses respirasi, maupun penggunaan bahan bakar fosil akan diimbangi oleh proses pengikatan atau fiksasi karbondoksida oleh tumbuhan. Kenaikan kandungan karbondoksida akan mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang terjadi karena efek rumah kaca, panas yang dilepaskan dari bumi diserap oleh karbondioksida diudara dan dipancarkan kembali ke permukaan bumi. Oleh karena itu perlu keseimbangan dengan adanya pengikatan karbondioksida oleh tumbuhan (Killham, 1996).

3.      Siklus Nitrogen
Semua organisme membutuhkan nitrogen untuk membangun protein, yang digunakan untuk membangun sel-sel baru.Nitrogen membentuk 78 % dari gas di atmosfer.Namun, sebagian besar organisme tidak dapat menggunakan atmosfer nitrogen.Ini harus diubah, atau tetap, sebelum organisme dapat menggunakannya. Satu-satunya organisme yang dapat memperbaiki nitrogen atmosfer menjadi senyawa kimia adalah beberapa spesies bakteri yang dikenal sebagai Semua organisme lain tergantung pada ini bakteri untuk memasok nitrogen. Bakteri pengikat nitrogen adalah penting bagian dari suatu proses di mana nitrogen bersepeda antara atmosfer, bakteri, dan organisme lainnya. Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik sepertiurea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik sepertiammonia, nitrit, dan nitrat

   Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah.Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen kedalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secarabiologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium.Selain itu gangganghijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.

   Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhanatau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses inidisebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dansenyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalamtanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogenatau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
4.      Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil.Fosfat dari batu dan fosilterkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah danlaut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

5.      Siklus Sulfur
Secara alami sulfur  terdapat di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan atmosfer. Dan beberapa berasal dari gunung api dan sisa pembakaran minyak bumi dan batu bara. Selain itu juga terdapat sulfur yang berasal dari makhluk hidup. Belerang juga dapat di dapat dengan cara buatan seperti dengan pemberian pupuk pada tanaman yang akan memberikan kandungan sulfur pada tanah..
Siklus sulfur berasal dari pembentukan sulfur pada kerak bumi dan atmosfer. Pada kerak bumi bisanya berupa Sulfur Organik, SO¬4, Batubara dan lain-lain yang tercipta di kerak bumi. Pada atmosfer sulfur biasanya berupa Hidrogen Sulfida (H2S). Pada siklus sulfur hampir sama dengan siklus Posfor, yaitu anion dari sulfat dapat diserap oleh tanah. Pada siklus sulfur terjadi Oksidasi dan reduksi (Delvian, 2006).
Tanah sulfur akan digunakan tanaman dalam bentuk Sulfat sebagai hara. Setelah itu tumbuhan akan dimakan oleh hewan herbivora yang selanjutnya akan dimangsa oleh predator. Dari makhluk hidup itu akan mati dan diurai materi organiknya termasuk sulfur di dalamnya oleh mikroorganisme. Contoh mikroorganisme yang mengurainya adalah bakteri sulfat yang mengubah sulfat menjadi sulfide dalam bentuk Hidrogen Sulfida. H2S akan digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob. Kemudian dilepaskan ke udara dalam bentuk yang selanjutnya dioksidasi oleh bakteri kemolitotrof  menjadi Sulfat kembali, dan siklus pun berulang (Delvian, 2006).





























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ekosistem merupakan suatu proses yang membentuk hubungan antara timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik ( tidak hidup) yang terlibat dalam ekosistem ini, komponen ini saling berhubungan contohnya hanya hubungan hewan dengan air. Hubungan antara kehidupan dan tidak hidup ini akan membentuk suatu hubungan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsi masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
B.     Saran
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan sumbangsih kritik maupun saran yang konstruktif demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah keilmuan serta pengetahuan kita.
















DAFTAR PUSTAKA

Chiras,D.D. 1985. Enviromental Science. A framework for decision making. The Benyamin/Cumming Pub., Co.,Menlo Park.

Delvian .2006.  Siklus Hara Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Pohon Dalam Pengembangan Hutan Tanaman Industri.Medan : Universitas Sumatra Utara.

Indriyanto . 2005.  Ekologi Hutan. Bandar Lampung : Penerbit Bumi Aksara.

Kilham .1996.  Soil Ecology. United kingdom : Cambridge University Press.

Soerjani.1985. Alam sebagai sumber moral. Diskusi panel PPSML – kelompok Alumni Filsafat:Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar