BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sejatinya, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk
kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung pada kehadiran
organism lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada disekitarnya. Kehadiran
organism lain dan berbagai komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk
keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll. Hubungan antar
organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka
saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu sistem ekologi atau sering
disebut ekosistem (Soerjani, 1985).
Ekosistem
alam yang didalamnya tercakup unsur-unsur hayati dan unsur-unsur non-hayati
yang saling mempengaruhi dan tidak terpisahkan yang membentuk suatu sistem
ekologi.Jadi ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.Ekosistem merupakan
sataun fungsional dasar dalam ekologoi karena didalamnya tercakup komponen
autotrofik dan heterotrofik(Soerjani, 1985).
Ekosistem
pertama kali dikemukakan oleh tansley pada tahun 1935. Sistem ini mempunyai
beberapa nama lain, Forbs tahun 1887 menyebut ekosistem sebagai mikrokosm;
Friederich tahun 1930 menyebut holocoen, dan Theinemann tahun 1939 menyebut
biosistem(Soerjani, 1985).
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
dari latar belakang tersebut sebagai berikut:
1. Apa pengertian ekosistem?
2. Apa saja struktur dan fungsi ekosistem?
3. Bagaimana aliran daur energy dan materi, serta contoh rantai
makanan dan jaring-jaring makanan?
4. Bagaimana
siklus materi dan macam – macam siklus materi?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari ekosistem.
2. Mengetahui struktur
dan fungsi dari ekosistem.
3. Mengetahui langkah-langkah aliran daur energy dan materi,
serta contoh makanan dan jaring-jaring makanan.
4. Mengetahui siklus materi dan macam – macam siklus
materi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem
merupakan suatu proses yang membentuk hubungan antara timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu ada komponen biotik (hidup)
dan juga komponen abiotik ( tidak hidup) yang terlibat dalam ekosistem ini,
komponen ini saling berhubungan contohnya hanya hubungan hewan dengan air. Hubungan
antara kehidupan dan tidak hidup ini akan membentuk suatu hubungan dan
keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsi masing-masing, dan
selama tidak ada fungsi yang terganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini
akan terus terjaga (Chiras, 1985).
B.
Struktur Ekosistem
Menurut Kilham 1996 ekosistem tersusun atas dua
komponen utama, yaitu:
1.
Komponen
Abiotik
Komponen abiotik adalah
komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati,
meliputi :
a. Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem
meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.
b. Air
Persediaan air dipermukaan
tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air
yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air,
salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
c. Udara
Udara merupakan lingkungan
abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk
hidup.Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting
bagi kehidupan makhluk hidup.
d. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan
sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai faktor
utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
e. Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan
suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.
2.
Komponen
Biotik
Komponen biotik adalah
komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan,
hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosistem
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Produsen
Adalah makhluk hidup yang
dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis.
Contoh : semua tumbuhan
hijau
b. Konsumen
Adalah makhluk hidup yang
tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan
oleh produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh
: hewan dan manusia
Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan
menjadi empat, yaitu :
a. Konsumen
I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen
Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan
b. Konsumen
II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.
Contoh :
karnivora/hewan pemakan daging
c. Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang
memakan konsumen II
Contoh :
omnivora/hewan pemakan segala.
d. Konsumen
puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas dalam
peristiwa makan dimakan.
3. Pengurai
Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang
dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara.
Contoh : bakteri
dan jamur.
C.
Aliran
Daur Energi dan Materi
Menurut
pendapat Delvian, 2006 aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada
peristiwa makan dan dimakan antara komponen biotik dalam suatu ekosistem yang
berarti terjadi perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke
makhluk hidup lainnya. Perpindahan materi atau zat dan energi dari makhluk yang
satu ke makhluk yang lain disebut aliran materi dan energi.
Sumber
energi utama bagi semua kehidupan di bumi adalah energi cahaya matahari. Dan
hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energi matahari untuk aktivitas
hidupnya melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka energi matahari yang telah digunakan oleh makhluk
hidup tidak akan kembali ke matahari lagi, tetapi akan lepas ke alam bebas
karena peristiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan. Peristiwa
perpindahan energi dalam ekosistem disebut aliran energi, dan karena
perpindahan energi hanya satu arah saja, maka pada energi tidak ada siklus
energi.
1.
Daur
Materi
Daur materi
merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu
rantai makanan.Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi (H2O / air dan
CO2 / karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi
karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan
klorofil dan energi dari matahari. Secara sederhana reaksinya adalah:
6 H2O + 6 CO2
-------> C6H12O6 + 6 O2
Secara berturut-
turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke makhluk
yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai
proses akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali
oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi
materi memiliki siklus, misalnya siklus Karbon atau daur karbon.
2.
Daur
Karbon
Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida
(CO2), yang banyak terdapat bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air
serta terdapat di kerak bumi dalam bentuk batu bara dan minyak bumi (bahan
bakar minyak).
Karbondioksida
masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang terdapat di darat atau
di perairan menggunakan CO2untuk membentuk senyawa organik yaitu karbohidrat
melalui proses fotosintesis. Senyawa organik yang dihasilkan produsen ini
menjadi sumber makanan bagi organisme heterotof khususnya herbivora. Apabila
herbivora dimakan oleh karnivora maka senyawa organik dari herbivora akan
diubah menjadi bentuk lain. Respirasi dari organisme seperti tumbuhan, hewan
maka akan membebaskan karbon dioksida ke udara bebas. Dan jika tumbuhan, hewan,
serta manusia yang mati akan di uraikan, salah satunya akan menjadi karbondioksida.
3.
Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah kecepatan tumbuhan mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik.Energi cahaya matahari
merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup, dan hanya sebagian kecil
energi cahaya matahari yang dapat diserap oleh tumbuhan hijau. Total
produktivitas primer disebut juga produktivitas primer kotor (PPK).
Tidak semua produktivitas disimpan sebagai bahan organik tetapi sebagian
akan digunakan oleh tumbuhan untuk proses respirasi sellulernya. Produktivitas
primer bersih (PPB) adalah produktivitas primer kotor (PPK) dikurangi energi
untuk respirasi (R).Produktivitas primer untuk setiap ekosistem berbeda, karena
banyaknya produk ekosistem tersebut sangat tergantung pada kemampuan komponen
ekosistem dalam menyusun zat organik.Pengukuran produktivitas sulit dilakukan,
pengukuran yang lebih mudah yaitu menelusuri perpindahan energi makanan dari
satu organisme ke organisme lainnya.Misalnya menghitung berapa helai daun yang
dimakan ulat, berapa fitoplankton yang dimakan kopepoda, atau berapa ekor tikus
yang dimakan burung hantu.
4. Produktivitas sekunder
Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrof atau
konsumen mengubah energi kimia menjadi simpanan energi kimia baru.
Konsumen dapat menggunakan bahan organik yang tersimpan pada organisme
autotrof (produsen) sebagai bahan makanan. Dari bahan makanan tersebut konsumen
mendapatkan energi yang akan dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas hidup dan
disimpan dalam bentuk makanan cadangan. Misalnya: ayam memakan biji jagung,
berarti energi kimia yang tersimpan dalam biji jagung berpindah ke ayam. Perpindahan
energi biasanya akan melepaskan sedikit energi dalam bentuk panas. Sebagian
energi kimia yang dimakan oleh ayam akan digunakan untuk kegiatan hidupnya dan
sebagian lagi akan disimpan dalam jaringan sebagai energi potensial berupa
bahan makanan cadangan. Kemudian ayam akan dimakan oleh ular dan selanjutnya
ular akan dimakan oleh burung elang. Burung elang akan mati lalu diuraikan oleh
pengurai dan pengurai memperoleh energi kimia terakhir yang terkandung pada
tubuh burung elang yang mati.
Dengan demikian produktivitas sekunder akan
menjadi berkurang pada saat terjadi perpindahan energi dari satu tingkat trofik
ke tingkat trofik berikutnya, sehingga energi kimia yang tersedia bagi konsumen
tingkat tertinggi semakin berkurang. Artinya semakin pendek suatu
rantai makanan, semakin sedikit kehilangan energi yang dapat digunakan,
sehingga produktivitas sekunder makin besar.
4.
Piramida Ekologi
Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan
hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara
kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati
tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya
jumlah individunya semakin sedikit .Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen,
konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier.Produsen selalu menempati
tingkat trofik pertama atau paling bawah.Sedangkan herbivora atau konsumen
primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat
trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat atau puncak
piramida.
Piramida ekologi
terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah.
5.
Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada
saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total
energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi
juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam
penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien
penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi
lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari
organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih
tinggi.
6.
Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang
menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam
suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik
menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang
dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil
ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien.
Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka
produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah
makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus
biru melebihi produsennya. Puncak
piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya
sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
a.
Rantai
makanan
Untuk kelangsungan hidupnya
semua organisme membutuhkan energi.Energi diperoleh dari bahan organik. Bahan
organik yang mengandung energi dihasilkan oleh organisme autotrof atau tumbuhan
hijau dengan bantuan energi cahaya matahari dan karbondioksida (CO2) serta air
(H2O) melalui proses fotosintesis.. Energi yang berasal dari bahan organik disebut
energi kimia,dan energi ini akan mengalami perpindahan dari organisme satu ke
organisme yang lain. Proses perpindahan materi dan energi melalui peristiwa
makan dan dimakan suatu organisme dengan urutan tertentu disebut rantai
makanan.
Misalnya: tumbuhan dimakan oleh herbivora, herbivora
dimakan karnivora (konsumen tingkat I atau konsumen primer), lalu konsumen
primer dimakan konsumen tingkat II atau konsumen sekunder), dan konsumen
sekunder dimakan oleh konsumen tertier.
Tiap tingkat dari rantai
makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan yaitu tumbuhan
hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen.Organisme autotrof yaitu organisme yang dapat membuat bahan organik
sendiri dengan bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, seperti
tumbuhan dan fitoplankton. Tetapi ada beberapa jenis organisme autotrof yang
tidak menggunakan energi matahari untuk membuat bahan organik, melainkan dengan
zat kimia yang disebut kemoautotrof, misalnya bakteri sulfur, bakteri besi.
Tingkat
selanjutnya yang merupakan tingkat trofik kedua yaitu hewan pemakan tumbuhan
yang disebut herbivora atau konsumen primer.Untuk tingkat trofik ketiga adalah
hewan pemakan konsumen primer yang disebut konsumen sekunder,
terdiri dari hewan-hewan karnivora atau pemangsa hewan lainnya.Sedangkan
konsumen tersier terdiri dari hewan pemakan konsumen sekunder yang menempati
tingkat trofik keempat, dan seterusnya hingga membentuk puncak piramida.Jumlah
tingkat trofik antar ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak
selalu sama.
1.
Macam
Rantai Makanan
Berdasarkan komponen tingkat trofiknya, rantai makanan
ada dua macam yaitu:
a). Rantai makanan perumput.
Yaitu rantai makanan dimana tingkat trofik pembentuk
rantai makanan terdiri dari produsen atau tumbuhan hijau.
Misalnya: padi ---> belalang --> katak --->
ular ---> burung elang
b). Rantai makanan detritus.
Yaitu rantai makanan dimana tingkat trofik pembentuk
rantai makanan terdiri dari detritus.Misalnya : detritus ---> cacing tanah
--> burung jalak putih --> burung elang
Detritus adalah fragmen (hancuran) dari organisme
(hewan dan tumbuhan) yang mati dan sisa organisme seperti: kotoran hewan, daun,
ranting yang gugur yang diuraikan oleh pengurai (dekomposer).
Kemudian yang termasuk Organisme pemakan detritus
disebut detritivor, misalnya cacing, rayap, keluwing dan sebagainya.
b.
Jaring-jaring
Makanan
Dalam suatu
ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi
banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme
saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Misalnya: bunga
sepatu daunnya dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan
belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan
ulat, burung pipit dimakan burung elang.Daun sawi juga dimakan oleh tikus,
tikus dimakan oleh burung elang.Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya
terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan.
Rantai-rantai makanan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain
disebut jaring-jaring makanan.
D.
Siklus
Materi
Materi yang menyusun tubuh
organisme berasal dari bumi.Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam
senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup
(Indriyanto, 2010).
Pertukaran atau perubahan
yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup dapat
juga disebut dengan siklus materi.Suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat
trofik tidak hilang, namun materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik
tersebut didaur-ulang.Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik
melalui udara, tanah, dan air.Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk
hidup dan batuan sehingga disebut siklus materi (Delvian, 2006).
1.
Macam
– macam siklus materi
Terdapat banyak macam materi
dalam ekosistem yang mengalami perputaran siklus, namun ada 5 macam siklus
materi yang umum dikenal, yaitu:
a.
Siklus
air
Energi
dari Matahari menghangatkan permukaan bumi dan menyebabkan air menguap dari
lautan dan danau.Air berubah menjadi uap air ketika menguap, dan uap air
memasuki atmosfer.Di atmosfer, uap air mendingin dan berubah kembali menjadi
cair air dalam bentuk awan (kondensasi).Air kemudian kembali ke permukaan bumi
sebagai hujan atau salju (curah hujan).Beberapa hujan dan salju yang mencair
tenggelam ke dalam tanah.Tanah ini merembes turun melalui bebatuan dan tanah ke
meja air dan akhirnya kembali ke laut.Beberapa hujan dan salju mencair lari ke
sungai. Air dari sungai mengalir ke danau dan lautan , dimana siklus dimulai
lagi.
Tumbuhan darat menyerap air
yang ada di dalam tanah.Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui suatu
pembuluh.Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke
atmosfer.Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem
darat.Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke
danau dan ke laut.Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang
dimulai dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat
di permukaan bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan
bumi disebut Siklus Pendek (Killham, 1996)
2.
Siklus
karbon dan oksigen
Karbon merupakan salah satu unsur yang mengalami daur
ulang dalam ekosistem.Di atmosfer Karbon terikat dalam bentuk senyawa karbon
dioksida (CO2).Dimulai dari karbon yang ada di atmosfer berpindah melalui
tumbuhan yang bertindak sebagai produsen, konsumen, dan organisme pengurai
kemudian kembali lagi ke atmosfer dalam bentuk karbondoksida (CO2) (Indriyanto,
2010).
Karbondioksida
memiliki pengaruh radiasi panas dari bumi karena karbon dioksida merupakan
bagian esensial udara.Radiasi panas dapat membentuk persediaan karbon anorganik.
Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau (produsen) merupakan
proses pengubahan karbon dioksida sebagai karbon anorganik menjadi karbohidrat
sebagai senyawa hidrokarbon yang dalam hal pengubahan karbon disebut juga
senyawa karbon organic dalam tubuh tumbuhan disertai dengan penyimpanan energy
yang bersumber dari radiasi matahari, sehingga dalam tubuh tumbuhan tersimpan
energy yang disebut energy biokimia tersimpan bersama senyawa organic
kompleks(Indriyanto, 2010).
Sebagian
karbon organic akan terurai dan CO2 dibebaskan lagi ke udara melalui respirasi,
sebagian karbon organic lainnya diubah menjadi senyawa organic kompleks dalam
tubuh tumbuhan selama
pertumbuhannya. Senyawa organic tersebut
akan ditransfer ke dalam tubuh konsumen melalui proses interaksi dalam rantai
makanan maupun jaringan makanan, sehimgga sebagian dari senyawa karbon organic
akan tetap berada dalam tubuh konsumen sampai mati. Setelah produsen dan
konsumen mati, maka senyawa organic akan segera terurai lagi melalui proses
penguraian (dekomposisi) oleh organism pengurai dan karbon akan dilepas sebagai
CO2 dan masuk ke udara atau ke dalam air. Bahan karbonat yang tidak mudah
terurai dalam waktu yang lama akan berubah menjadi batu kapur, arang dan minyak
yang disebut bahan bakar fosil(Indriyanto, 2010).
Jumlah karbon yang tersimpan dalam ekosistem
berbeda-beda. Pada ekosistem dengan komunitas tumbuhan sempurna dan
keanekaragaman spesies tumbuhannya tinggi, maka produksi karbon dioksida baik
oleh aktivitas organisme pengurai, proses respirasi, maupun penggunaan bahan
bakar fosil akan diimbangi oleh proses pengikatan atau fiksasi karbondoksida
oleh tumbuhan. Kenaikan kandungan karbondoksida akan mengakibatkan kenaikan
suhu bumi yang terjadi karena efek rumah kaca, panas yang dilepaskan dari bumi
diserap oleh karbondioksida diudara dan dipancarkan kembali ke permukaan bumi.
Oleh karena itu perlu keseimbangan dengan adanya pengikatan karbondioksida oleh
tumbuhan (Killham, 1996).
3.
Siklus
Nitrogen
Semua organisme membutuhkan
nitrogen untuk membangun protein, yang digunakan untuk membangun sel-sel
baru.Nitrogen membentuk 78 % dari gas di atmosfer.Namun, sebagian besar
organisme tidak dapat menggunakan atmosfer nitrogen.Ini harus diubah, atau
tetap, sebelum organisme dapat menggunakannya. Satu-satunya organisme yang
dapat memperbaiki nitrogen atmosfer menjadi senyawa kimia adalah beberapa
spesies bakteri yang dikenal sebagai Semua organisme lain tergantung pada ini
bakteri untuk memasok nitrogen. Bakteri pengikat nitrogen adalah penting bagian
dari suatu proses di mana nitrogen bersepeda antara atmosfer, bakteri, dan
organisme lainnya. Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik
sepertiurea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik
sepertiammonia, nitrit, dan nitrat
• Tahap pertama
Daur nitrogen adalah
transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah.Selain air hujan yang membawa
sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen kedalam tanah terjadi melalui proses
fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secarabiologis dapat dilakukan oleh bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan
Clostridium.Selain itu gangganghijau biru dalam air juga memiliki kemampuan
memfiksasi nitrogen.
• Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh
fiksasi biologis digunakan oleh produsen(tumbuhan) diubah menjadi molekul
protein. Selanjutnya jika tumbuhanatau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya
menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+).
Proses inidisebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak
dansenyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalamtanah
terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogenatau oksida
nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
4.
Siklus
Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik
(pada air dan tanah).Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan
oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen
laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil.Fosfat
dari batu dan fosilterkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air
tanah danlaut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan
lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
5.
Siklus
Sulfur
Secara alami sulfur
terdapat di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan atmosfer. Dan beberapa
berasal dari gunung api dan sisa pembakaran minyak bumi dan batu bara. Selain
itu juga terdapat sulfur yang berasal dari makhluk hidup. Belerang juga dapat
di dapat dengan cara buatan seperti dengan pemberian pupuk pada tanaman yang
akan memberikan kandungan sulfur pada tanah..
Siklus sulfur berasal dari
pembentukan sulfur pada kerak bumi dan atmosfer. Pada kerak bumi bisanya berupa
Sulfur Organik, SO¬4, Batubara dan lain-lain yang tercipta di kerak bumi. Pada
atmosfer sulfur biasanya berupa Hidrogen Sulfida (H2S). Pada siklus sulfur
hampir sama dengan siklus Posfor, yaitu anion dari sulfat dapat diserap oleh
tanah. Pada siklus sulfur terjadi Oksidasi dan reduksi (Delvian, 2006).
Tanah sulfur akan digunakan
tanaman dalam bentuk Sulfat sebagai hara. Setelah itu tumbuhan akan dimakan
oleh hewan herbivora yang selanjutnya akan dimangsa oleh predator. Dari makhluk
hidup itu akan mati dan diurai materi organiknya termasuk sulfur di dalamnya
oleh mikroorganisme. Contoh mikroorganisme yang mengurainya adalah bakteri
sulfat yang mengubah sulfat menjadi sulfide dalam bentuk Hidrogen Sulfida. H2S
akan digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob. Kemudian dilepaskan ke udara
dalam bentuk yang selanjutnya dioksidasi oleh bakteri kemolitotrof menjadi Sulfat kembali, dan siklus pun
berulang (Delvian, 2006).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem
merupakan suatu proses yang membentuk hubungan antara timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu ada komponen biotik (hidup)
dan juga komponen abiotik ( tidak hidup) yang terlibat dalam ekosistem ini,
komponen ini saling berhubungan contohnya hanya hubungan hewan dengan air.
Hubungan antara kehidupan dan tidak hidup ini akan membentuk suatu hubungan dan
keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsi masing-masing, dan
selama tidak ada fungsi yang terganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini
akan terus terjaga.
B.
Saran
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis membutuhkan sumbangsih kritik maupun saran yang konstruktif demi
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat dan menambah keilmuan serta pengetahuan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Chiras,D.D.
1985. Enviromental Science. A framework for decision making. The Benyamin/Cumming Pub.,
Co.,Menlo Park.
Delvian .2006.
Siklus
Hara Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Pohon Dalam Pengembangan Hutan Tanaman
Industri.Medan : Universitas Sumatra Utara.
Indriyanto . 2005. Ekologi
Hutan. Bandar Lampung : Penerbit Bumi Aksara.
Kilham .1996. Soil
Ecology. United kingdom : Cambridge University Press.
Soerjani.1985. Alam sebagai
sumber moral. Diskusi panel PPSML – kelompok Alumni Filsafat:Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar