Halaman

Minggu, 17 Maret 2019

KESEHATAN MENTAL DALAM ISLAM





A.    Pendahuluan
Kesehatan mental adalah kondisi dimana manusia mampu berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan sosialnya dengan keserasian yang sungguh-sungguh. Semua orang pastinya memiliki kesehatan mental yan baik, namun tetap saja manusia yang memiliki kesehatan  mental yang baik sekalipun tidak bisa bebas dari rasa kecemasan dan perasaan bersalah. Namun manusia dengan kesehatan mental yang baik mampu mengendalikan dan menguasai dirinya, berbeda dengan manusia yang memiliki gangguan kesehatan mental maka ia akan dikendalikan oleh kecemasan dan perasaan bersalah yang ia alami.
Kesehatan mental sebagai ilmu membicarakan mengenai tentang bagaimana cara seseorang memecahkan masalah batinnya sehingga ia mampu memahami dan menjalani kehidupan  dengan berbagai kesulitan hidup dan tetap melakukan berbagai upaya agar jiwanya tetap bersih dan sehat.
Kesehatan mental menurut World Health Organization adalah seseorang yang bebas dari kecemasan dan ketegangan. Menerima kegagalan dan kekecewaan sebagai pelajaran dikemudian hari, serta dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu pahit.
Tujuan kesehatan mental pada dasarnya adalah guna mendapatkan kesehatan mental dan terhindar dari gangguan kejiwaan. Kesehatan mental ini memiliki dua pokok utama yaitu dimana hubungan antara manusia dengan manusia (hablumimannas) dan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya (habluminallah).

B.     Pengertian Kesehatan Mental
Ilmu kesehatan mental merupakan hasil terjemahan dari istilah mental hygiene. Secara etimologi, mental berasal dari bahasa Latin, yaitu mens/mentis, yang berarti jiwa, nyawa, roh dan sukma. Sedangkan hygiene berasal dari bahasa Yunani: hugiene, yang berarti ilmu yang membahas tentang kesehatan. Mental Hygiene juga sering disebut Psikohygiene. Kesehatan mental dikenal sebagai salah satu cabang kajian psikologi  jauh sebelum munculnya ilmu modern. Pada zaman Yunani pun sudah banyak tokoh-tokoh di bidang kedokteran yang sudah mempelajari dan mengembangkan ilmu kesehatan mental.[1] Ilmu kesehatan mental memiliki berbagai definisi dari berbagai tokoh, diantaranya : Alexander Schneiders mengatakan bahwa “ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan berbagai prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai  kesejahteraan psikologis organisme manusia serta mencegah gangguan mental terhadap penyesuaian diri”.[2] Howard Bernard menyatakan bahwa “ Ilmu kesehatan mental merupakan suatu program yang dipakai dan diikuti seseorang untuk mencapai penyesuaian diri”.[3] Magarius mengatakan bahwa “ kesehatan mental adalah kesediaan seseorang menerima segala sesuatu secara realistik dan kemampuan menikmati hubungan sosialnya.[4]
Beberapa pendapat tokoh tersebut, memiliki definisi dan pandangan sendiri mengenai kesehatan mental. Memerhatikan dari uraian diatas, maka pembicaraan mengenai kesehatan mental tidak hanya ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan saja, melainkan juga meliputi kondisi jiwa seseorang, lingkungan dan pengobatannya. Dalam Agama Islam Kesehatan mental disama artikan dengan kesehatan jiwa, yang mana kesehatan mental ini terkadang diartikan oleh orang-orang yang memiliki masalah dan gangguan dalam jiwa dan mentalnya.
Secara terminologi terdapat beberapa pendapat tokoh Islam tentang Ilmu kesehatan mental, diantaranya ; Dzakiyah Darajat mengartikan bahwa “kesehatan mental merupakan terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi kejiwaan dengan penyesuaian diri dengan dirinya sendiri maupun lingkungan.[5] Az-Zahrani mengungkapkan bahwa “kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang yang disertai dengan adanya kesesuaian  diri dengan sosialnya.[6] Dadang Hawari mengatakan bahwa “kesehatan jiwa dalam paham ilmu kedokteran merupakan suatu kondisi yang  memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional secara baik, serta berjalan sesuai dengan keadaan orang lain.[7] Menurut Imam Al-Ghazali, pemahaman tentang kesehatan mental menjelaskan bahwa mental tidak hanya terbatas konsepnya pada gangguan dan penyakit kejiwaan serta perawatan dan pengobatannya, tetapi juga meliputi pembinaan dan pengembangan jiwa manusia setinggi mungkin menuju kesehatan mental dengan kesempurnaan.[8]
Kesehatan mental memandang manusia sebagai suatu kesatuan psikomatis, kesatuan jiwa raga dan kesatuan jasmania serta rohania secara utuh. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan kesehatan jiwa, yaitu hubungan dirinya sendiri dan hubungan dengan sosialnya serta lingkungan masyarakat dan terhadap Tuhan-Nya.[9]

C.     Tanda-Tanda Kesehatan Mental Dalam Islam
Seseorang dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik, dapat dilihat dari beberapa indikator dan tanda-tandanya. Kami mengutip dari beberapa pendapat para ahli mengenai indikator kesehatan mental yang terdapat pada setiap aspek atau dimensi kesehatan mental seseorang.
Menurut Kartono, seseorang dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik, dapat dilihat dari beberapa tanda-tanda, diantaranya;[10]
1.      Terdapat koordinasi dari segenap energi, potensi dan akitivitasnya.
2.      Memiliki integrasi dan regulasi terhadap struktur kepribadian
3.      Efisien dalam setiap tindakannya.
4.      Memiliki tujuan hidup.
5.      Bergairah dan tenang harmonis batinnya.
Selanjutnya menurut Sarah S. Brown, seseorang dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik, dapat dilihat dari beberapa indikator kesehatan mental, diantaranya;[11]\
1.      Kebahagiaan dan keceriaan hidup.
2.      Kepuasan hidup.      
3.      Fungsi psikologis.
4.      Realisasi diri.
5.      Hubungan baik dengan orang lain.
Selanjutnya, ada beberapa tokoh yang menetapkan beberapa indikator kesehatan mental dengan memasukkan unsur agama diantaranya, Zakiah Daradjat  memasukkan unsur keimanan dan ketakwaan diataranya;[12]
1.      Terbebas dari gangguan dan penyakit jiwa.
2.      Terwujudnya keserasiam antaras unsur-unsur kejiwaan.
3.      Mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri secara fleksibel dan menciptakan hubungan yang bermanfaat dan menyenangkan antar individu.
4.      Mempunyai kemampuan dalam mengembangkan potensi diri serta memanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.
5.      Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. dan selalu berupaya merealisasikan tuntutan Agama dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.
Kemudian ada Imam Al-Ghazali, menetapkan beberapa indikator atau tanda-tanda kesehatan mental berdasarkan kepada seluruh aspek kehidupan manusia berupa habl min Allah, habl min al-nas  dan habl min al-alam. Adapun indikator kesehatan mental, diantaranya;[13]
1.      Keseimbangan yang terus-menerus antara jasmani dan rohani dalam kehidupan dunia dan manusia.
2.      Memiliki kemuliaan akhlak dan kezakiyahan jiwa, atau memiliki kualitas iman dan takwa yang tinggi.
3.      Memiliki makrifat kepada Allah.
Selanjutnya menurut Az-Zahrani indikasi kesehatan jiwa diantaranya;[14]
1.      Sisi spiritualitas
2.      Sisi sosial
3.      Sisi biologis
Said Hawa menetapkan indikator kesehatan mental berdasarkan tathhiral –qalb (penyucian jiwa) diantaranya;[15]
1.      Sempurna dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan perintah Allah SWT.
2.      Terlihat efek dari peribadatannya pada sifat-sifatnya yang utama dan akhlak al-karimah dan melaksanakan habl min Allah dan habl min al- nas.
3.      Mempunyai hati yang mantap dalam mentauhidkan Allah SWT.
4.      Tidak mempunyai penyakit hati, yang bertentangan dengan keesaan Allah SWT.
5.      Jiwanya menjadi suci, hatinya menjadi suci dan pandangannta menjadi jernih.
6.      Seluruh anggota tubuhnya senantiasa berbuat sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Lebih lanjut, Abdul Mujib dan Jusuf Muzakir membagi 3 kondisi mental berdasarkan penafsiran ayat – ayat Al-Qur’an. Kondisi mental yang tenang dan tenteram diantaranya sebagai berikut:[16]
1.      Kemampuan individu menghadapi perubahan dan berbagai persoalan zaman. Jika terkena musibah individu menyerahkan semuanya dan di kembalikan hanya kepada Allah. Selain itu sikap bersahaja memiliki nilai baik dalam menghadapi segala perihal kehidupan.
2.      Kemampuan individu dalam bersabar dan menghadapi tantangan serta persoalan hidup yang berat.
3.      Kemampuan individu dengan optimis dan yakin bahwa sesudah kesulitan pasti akan datang kemudahan.
Dari berbagai pendapat tokoh tersebut mengenai indikator dan tanda – tanda kesehatan mental. Penulis menyimpulkan bahwa indikator kesehatan mental pada dasarnya sehat secara fisik, sehat secara psikologis, sehat secara sosial, dan sehat secara spiritual. Apabila empat indikator tersebut dimiliki setiap individu maka individu tersebut akan menciptakan kehidupan yang sejahtera dan memiliki ketenangan hidup yang sehat serta dapat bersosialisasi dengan baik.



D.    Kesehatan Mental dan Ketenangan Hidup
Pada dasarnya setiap manusia memiliki mental yang sehat, akan tetapi dikarenakan suatu sebab yang mengakibatkan sebagian orang memiliki mental yang tidak sehat. Orang-orang yang tidak sehat mentalnya terkadang memiliki tekanan-tekanan batin. Sehingga kepribadian seseorang terpengaruhi dan berubah menjadi kacau dan menganggu kesehatan dan ketenangannya. Gejala inilah yang menjadi faktor pengganggu kesehatan mental manusia. Seseorang yang memiliki kesehatan mental dapat memiliki ketenangan, kebahagiaan, dan kedamaian dalam hidupnya.[17]
Dalam Q.S Al – Qashash: 77, yang artinya : Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu merupakan ( kenikmatan) duniawi dan berbuat baik(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat kepadamu, dan jangan kamu berbuat kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al-Qashash:77).
Adapun ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai ketenangan jiwa, yakni Q.S Al-Rad’:28, yang artinya : “ orang – orang yang beriman itu, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ketahuilah bahwa mengingat Allah itu dapat menenteramkan jiwa.(Q.S Al-Rad’ : 28)
Dari ayat tersebut kita dapat memahami bahwa seseorang yang mengingat Allah dalam hatinya dan senantiasa mengingat-Nya dimana pun ia berada maka ia akan merasakan ketenangan dan kedamaian didalam jiwanya dan ini merupakan faktor penting dalam usaha pembinaan kesehatan mental dalam Islam.
Selanjutnya Q.S Al- ‘Araf ayat 35 yang artinya :” Siapa yang bertaqwa dan berbuat baik, maka ia tidak akan merasa takut dan sedih. (Q.S Al- ‘Araf : 35).
Pada ayat tersebut dikatakan Allah, bahwa rasa takwa dan perbuatan baik adalah metode untuk pencegahan  dari rasa takut dan sedih.
Selanjutnya, dalam QS Al-Fath :24, yang artinya “Allah lah yang menurunkan ketenangan jiwa didalam hati orang-orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka yang sudah ada.” (QS Al-Fath:24)
Dalam ayat tersebut,Allah mensifati diri-Nya bahwa Dia-lah Tuhan yang Maha Mengetahui dan Bijaksana serta dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang yang beriman.  
Dari beberapa ayat yang telah disebutkan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa, kesehatan mental seseorang mempengaruhi proses dinamika kehidupan manusia di dunia. Sehingga dengan kesehatan mental yang sehat secara jasmani dan rohani, membuat manusia dapat menjalankan kehidupannya secara normal dan sejahtera, kemudian bisa menyelesaikan problematika kehidupan yang dihadapi serta mampu mengambil hikmah atas masalah yang dihadapi

E.     Simpulan
Kesehatan mental merupakan suatu keadaan yang pasti ada dalam diri setiap manusia. Kesehatan mental memberikan dampak secara universal dalam kehidupan manusia. Di mana berguna sebagai penyaluran dalam diri untuk berinteraksi dengan sosialnya secara baik. Apabila manusia mampu mengendalikan dirinya maka ia akan menjadi bagian dari mereka yang memiliki kesehatan mental yang baik. Kesehatan mental sangat berpengaruh, secara individual, sosial, psikologis dan spiritual. Kesehatan mental lah yang menentukan tentang apa yang akan diaplikasikan dalam kehidupan, jadi membina kesehatan mental haruslah dimulai dengan menerima diri sendiri, dan tingkat spiritual seseorangpun juga memberikan pengaruh bagi kesehatan mental.











DAFTAR PUSTAKA

Bernard,Howard.Dynamics of Personality Adjustment.Holbrook Press.1978.
Burhanuddin, Yusak.Kesehatan Mental.1999
Brown, Sarah.Religiusitas Dan Kesehatan Mental. 22
Daradjat, Zakiah.Kesehatan Mental.Jakarta.CV Haji Mas Agung,1988
Hasan, Langgulung.Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta.Pustaka Al-Husna,1992
Hawari,Dadang.Kesehatan Jiwa.1997.
Kartono, kartini.Patologi Sosial Jilid 1 Edisi Baru.Jakarta.Rajawali Pers.1981
Mujid, Abdul dan Jusuf Muzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.Jakarta:Rajawali Pers.2002
Ramayulis.Psikologi Agama.Jakarta.Kalam Mulia,2013.
Siswanto.Psikologi Kesehatan Mental.2015.
Said Az-Zahrani, Bin Musfir.Konseling Terapi.
Subandi, Ahmad.Psikologi Agama dan Kesehatan Mental.Yogyakarta;Pustaka Pelajar.2013.
Schneiders.Personality Dynamics and Mental Healty. New York:Rinehart.1965.
Yahya, Jaya. Kesehatan Mental.Padang.Angkasa Raya,2002.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar