BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tubuh tumbuhan terdiri atas sekumpulan sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi
serta struktur yang sama dan disebut jaringan.
Sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu
jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda memiliki sifat membelah,
sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya
terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang
letaknya dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan
yang terbentuk disebut jaringan primer (Pudjoarinto, 1995).
Sel-sel yang menyusun tubuh tumbuhan
dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda. Pada proses pencapaian
dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya, tetapi strukturnya
lebih termodifikasi untuk memenuhu fungsi fisiologis tertentu pada tumbuhan
dewasa.Modifikasi untuk memiliki fungsi yang khusus tersebut dinamakan diferensiasi,
dan merupakan tahap pematangan sel (Tjitrosoepomo,2009).
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah pada makalah ini, sebagai berikut:
1.
Jelaskan pengertian jaringan
penyokong?
2.
Jelaskan beberapa macam-macam jaringan
penyokong?
3.
Bagaimana perbedaan antara jaringan
sklerenkim dengan jaringan kolenkim?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini, sebagai
berikut:
1.
Untuk memahami pengertian jaringan penyokong.
2.
Untuk memahami beberapa
macam-macam jaringan penyokong.
3.
Untuk memahami perbedaan
antara jaringan sklerenkim dengan jaringan kolenkim.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk agar
tanaman dapat berdiri dengan kuat
dan kokoh.Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan
jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe
sel. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua, yaitu jaringan sklerenkim, dan jaringan
kolenkim (Haryanto, 2010).
Menurut Ibayati (2003), jaringan penyokong berfungsi, sebagai berikut:
1.
Menegakkan batang dan menguatkan
daun;
2.
Melindungi tumbuhan dari gangguan
mekanis;
3.
Melindungi embrio di dalam biji;
4.
Melindungi jaringan pengangkut;
dan
5.
Memperkuat jaringan parenkim
penyimpan udara (aerenkim).
B.
Macam-Macam Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong tumbuhan
terdiri atas, sebagai berikut:
1.
Jaringan Sklerenkim
Jaringan Sklerenkim
adalah jaringan pendukung pada tanaman. Jaringan sklerenkim terdiri atas
sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami
penebalan.Dinding sklerenkim terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin.Jaringan ini
terdiri atas sel-sel mati. Dindingnya sangat tebal dan sangat kuat karena
mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel nya mengalami penebalan
primer dan penebalan sekunder oleh zat lignin (Haryanto, 2010).
Sklereid disebut
sel batu karena dindingnya sangat keras. Ukuran bentuk bermacam-macam, terdapat
berkelompok atau berdiri sendiri. Sklereid terdapat pada kulit biji, berkas
pengangkut, dan sel parenkim (Nugroho,
2015).
a.
Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim
Menurut Hidayati (1995), ciri-ciri jaringan sklerenkim, sebagai berikut:
1)
Sel-sel panjang, sempit, tebal dan
mengalami lignifikasi, biasanya menunjuk pada kedua ujungnya;
2)
Terdiri atas sel yang telah mati
yang tidak mengandung lagi protoplasma;
3)
Inti tidak ada dan karenanya jaringan terdiri dari sel-sel mati;
4)
Tidak mengalami pertumbuh-kembangan;
5)
Memiliki dinding sekunder yang
tebal, kenyal serta memiliki lignin; dan
6)
Dinding sel secara merata menebal
dengan lignin dan kadang- kadang begitu tebal bahwa rongga sel atau lumen tidak
ada.
b. Letak
Sklerenkim
Menurut Hidayati (1995), ada beberapa macam letak jaringan sklerenkim pada
tumbuhan, sebagai berikut:
1) Sklerenkim Dibagian
Korteks
2) Sklerenkim Dibagian
Perisikel
3) Sklerenkim yang
Tersebar
4) Sklerenkim yang
Berurutan
5) Sklerenkim
Menyerupai Saluran Batang
c. Macam-Macam
Sklerenkim
Menurut Hidayati (1995), sklerenkimdibedakan menjadi dua, yaitu:
a)
Sklereid
Sel-selnya dapat mengumpul menjadi
jaringan keras diantara jaringan yang lain yang lunak atau menyusun seluruh
bangunan keras, misalnya kulit biji. Sel sklereid dapat pula membentuk iodoblas
yaitu sel yang jelas berbeda dari sel-sel lain yang mengelilinginya baik
bentuk, ukuran, maupun tebal dinding selnya.
Disebut sel batu, dindingnya keras,
dijumpai sebagai sel tunggal diantara jaringan parenkim , berkelompok, atau
bersama-sama dengan xilem dan floem. Skelereid terdapat pada semua bagian
tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, serta di dalam buah dan
biji.
Berdasarkanbentuknya dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu:
1) Brakhisklereid (Sel Batu)
Bentuknya membulat, biasanya terdapat
pada floem, korteks, kulit batang serta daging buah. Contoh: buah pear.
2) Makrosklereid
Berbentuk seperti batang, sering
membentuk deretan tegak lurus dengan permukaan biji. Misalnya pada biji
Leguminosae yang keras.
3) Osteosklereid
Berbentuk seperti tulang paha, ujungnya
membesar, kadang-kadang bercabang, terdapat pada kulit biji dan mesofil
beberapa daun.
4) Asteroskelereid
Berbentuk seperti binatang atau bercabang-cabang, terutama
terdapat di daun.
5) Trikosklereid
Benttuknya relative panjang dan
bercabang, biasanya terdapat pada mesofil daun.
.
b)
Serabut Sklerenkim
Serabut
sklerenkim terdapat
di berbagai bagian tubuh tumbuhan, dapat juga berada diantara jaringan dasar
tetapi pada
umumnya terdapat pada berkas pengangkut. Dapat berupa sel tunggal di antara
jaringan dasar tetapi pada umumnya bergerombol membentuk pipa, anyaman
berbentuk silinder yang sejajar dengan permukaan tubuh(Ibayati, 2003),
Menurut Ibayati (2003), ciri-ciri serabut sklerenkim, sebagai berikut:
1)
Terdiri dari sel-sel serat yang
cukup panjang dan telah mati;
2)
Cukup tebal dan terdiri dari zat
kayu;
3)
Lumennya sempit dan noktahnya
panjang serta sempit;
4)
Elastisitasnya cukup besar; dan
5)
Ada yang tersebar, berkumpul atau
saluran dalam batang. Untaian yang terpisah-pisah.
Menurut Ibayati (2003), berdasarkan
letaknya, serat sklereid digolongkan menjadi dua, yaitu:
1)
Serat Xiler
Serat xiler merupakan serat sklerenkim yang terdapat pada jaringan xilem
dan merupakan komponen utama penyusun kayu. Pada xilem
dan berkembang dari jaringan meristem yang sama sebagaimana unsur-unsur xilem
yang lain, yang terletak di dalam sistem jaringan dan serat extra xylem yang
terletak di luar sistem jaringan. Serat xiler terbagi dua
yaitu:
i. Serat Libriform
Menyerupai serat floem dan biasanya lebih panjang dari pada trakeid
tumbuhan, dindingnya amat tebal dan jumlah noktahnya sedikit. Serat Trakeid,
Merupakan
bentuk peralihan antara trakeid dan serta libriform, noktah serat trakeid tergolong noktah terlindung, namun ruang noktah lebih kecil dibandingkan yang ada
pada trakeid.Bermacam bentuk noktah terdapat pada trakeid.
2)
Serat Extraxiler
Serat ekstraxiler merupakan serat sklerenkim yang terletak diluar jaringan
serat xiler.Serat-serat ini disebut juga dengan bast fibers
(serabut kulit kayu).umumnya berupa unsurpanjang dengan ujung runcing, tumpul atau
bercabang dan dindingnya sangat tebal yang berupa lignin.Serat extraxiler terbagi dua yaitu:
i. Bast Fibers
atau Serat-Serat Kulit Kayu (Terdapat Dalam Korteks)
ii. Wood Fibers atau Serat-Serat Kayu (Terdapat Dalam Bagian
Kayu)
d.
Fungsi Jaringan Sklerenkim
Fungsi jaringan sklerenkin ialah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah
dewasa.Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian lunak yang
berada dibagian leebih dalam misalnya pada kulit biji jarak, tempurung kelapa
dan buah kenari(Hidayati, 1995).
2.
Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel hidup berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal. Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami
penebalan selulosa.Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat
terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan pada
perkembangan(Haryanto, 2010).
Sel-sel kolenkim bersifat hidup, dinding sel mengandung
selulosa, pektin dan hemiselulosa. Kolenkim pada umumnya terletak di bagian
perifer batang, tangkai daun, tangkai bunga, ibu tulang daun dan jarang
dijumpai pada akar (Nugroho, 2015).
a. Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim
Menurut Hidayati (1995), ciri-ciri jaringan kolenkim, sebagai berikut:
1)
Sel-selnya hidup dengan protoplasma
aktif, bentuk sel sedikit memanjang;
2)
Memiliki
dinding dengan penebalan tidak teratur;
3)
Tidak memiliki dinding sel sekunder
tetapi memiliki dinding primer yang lebih tebal daripada sel-sel parenkim;
4)
Lunak, lentur dan tidak berlignin;
5)
Isi sel dapat mengandung kloroplas
makin sederhana diferensiasinya makin banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai
parenkim, juga dapat mengandung tannin;
6)
Berkembang
dari sel-sel memanjang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat awal
diferensiasi meristem atau berkembang dari sel-sel isodiametris pada jaringan
meristem dasar; dan
7)
Tidak
memiliki dinding sekunder dan bahan penguat (lignin), maka kolenkim dapat
menyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan.
b. Macam-Macam Jaringan Kolenkim
Menurut Hidayati (1995), ada beberapa macam jaringan kolenkim berdasarkan
penebalan dindingnya, sebagai berikut:
1)
Kolenkim Anguler (Kolenkim Sudut)
Penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan menajang
mengikuti sumbu sel. Contohnya pada cucurbita, sp.
2)
Kolenkim Lameler (Kolenkim Lempeng)
Penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial
(sejajat permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti
papan yang berderet-deret. Contonhya pada korteks batang Sambucussp. .
3)
Kolenkim Tubular (Lakunar)
Penebalan dinding sel terdapat pada bagian dinding sel
yang menghadap ruang antar sel.
4)
Kolenkim Tipe Cincin
Lumen sel berbentuk lingkaran atau seperti lingkaran.
Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwa karena pada tipe sudut
penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi.
c. Fungsi Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim berfungsi sebagai
jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan menerna
(herbaceous), dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga
dapat meregang secara irreversible (tidak kambali ke bentuk semula) dengan
adanya pertumbuhan organ. Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi
lebih mudah rusak dari pada kolenkim muda (Hidayati, 1995).
C.
Perbedaan
Jaringan Sklerenkim dengan Jaringan Kolenkim
Menurut Ibayati (2003), ada beberapa macam perbedaan jaringan sklerenkim
dengan jaringan kolenkim, sebagai berikut:
Kolenkim
|
Sklerenkim
|
Tersusun
sel-sel hidup yang masih aktif melakukan pertumbuhan dan perkembangan
|
Tersusun
sel-sel mati yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan
|
Penebalan
bagian sudut dari selulosa
|
Penebalan
dinding merata dari lignin
|
Menyokong
organ tumbuhan yang masih muda dan tua
|
Menyokong
organ tumbuhan yang dewasa
|
Dinding sel
yang lunak dan elastis
|
Letaknya
lebih dalam dari kolenkim
|
Disusun oleh
serat
|
Disusun oleh
serat dan sel batu
|
Bentuknya
heksagonal
|
Bentuknya
serabut
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar
tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat.Jaringanpenyokongataujaringan penguat pada tumbuhan terdiriatas sel-sel
kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim
berfungsi untuk penguat utama
organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Letak jaringan kolenkim pada umumnya berada dibawah epidermis batang, tangkai
daun, tangkai bunga dan ibu tulang daun.Kolenkim ini jarang terdapat pada akar. Jaringan
sklerenkim berfungsi untuk menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa, serta juga
berfungsi untuk melindungi bagian-bagian lunak yang berada dibagian leebih
dalam misalnya pada kulit biji jarak, tempurung kelapa dan buah kenari.
Perbedaan jaringan kolenkim dengan jaringan
sklerenkim, yaitu jaringan kolenkim masih aktif melakukan pertumbuhan, serta
dinding sel lunak dan elastis. Sedangkan jaringan sklerenkim sudah berhenti
melakukan pertumbuhan, serta menyokong organ tumbuhan yang dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar